Monday, September 24, 2018
AS Roma Terpuruk, Imbas Nyata Dari Transfer Salah Urus
Berita Bola - Setelah melampaui ekspektasi di musim lalu dengan finis ketiga di Serie A Italia hingga menembus semi-final Liga Champions, AS Roma di musim ini terlihat seperti tim yang berbeda.
Kekalahan terbaru dari tuan rumah Bologna, Minggu (24/9), mengekspos semua kelemahan Roma. Mulai dari sikap pemain yang mengecewakan hingga pelatih yang kehabisan akal. Tapi kalau dirunut benang merahnya, semua ini boleh jadi bersumber pada satu hal: aktivitas transfer musim panas yang absurd.
Hasil negatif itu mengonfirmasi kekhawatiran fans terhadap model kebijakan Roma di mercato. Klub supermarket, demikian sebutan yang diberikan untuk Roma karena kegemaran mereka menjajakan pemain.
Tren ini mencapai puncaknya sejak Monchi mengambil alih kendali lalu lintas keluar-masuk pemain sebagai direktur sepakbola. James Pallotta sebagai presiden klub juga tampak tidak punya niat serius untuk mempertahankan pemain bintangnya. Harga cocok, langsung jual.
Musim lalu, kepergian Mohamed Salah dan Antonio Rudiger tidak terasa berefek pada performa Roma. Mungkin karena itulah Roma berani melepas Alisson Becker, Radja Nainggolan, dan Kevin Strootman di musim panas kemarin.
Akan tetapi, ketika kampanye 2018/19 baru memasuki pertengahan September, yang terjadi adalah petaka. Roma baru sekali merasakan kemenangan dan sudah kebobolan 12 gol dari enam laga di semua kompetisi. Roma seperti tengah menggali liang lahatnya sendiri.
Dengan pemain yang relatif baru dan belum menyatu, Eusebio Di Francesco sebagai pelatih tak bisa berbuat banyak. Rotasi empat hingga lima pemain dalam beberapa pertandingan terakhir jelas tidak membantu. Belum kompaknya tim membuat taktik ofensif EDF terdistorsi, selagi lini belakang mereka juga kian rapuh.
Isu pemecatan kini tengah menggoyang dirinya. Dua laga berikut melawan Frosinone dan Lazio dikabarkan menjadi momen penentuan bagi Di Francesco untuk mempertahankan posisinya. Namun sang allenatore tak bisa disalahkan seorang diri.
"Dia adalah salah satu pelatih terbaik di Italia saat ini," kata mantan bos Roma, Claudio Ranieri, "Dia bekerja sangat baik di Sassuolo dan juga di Roma musim lalu. Tapi di musim ini timnya seperti kehilangan tulang belakang. Roma terus menjual pemain terbaiknya dalam beberapa tahun terakhir ini," jelasnya.
Tak bisa dimungkiri, penjualan Alisson, Nainggolan, Strootman punya imbas yang sangat kentara. Mereka bukan cuma menjadi pilar di lapangan, namun juga menjadi pemain berpengaruh di ruang ganti. Klub mana pun akan kesulitan jika harus kehilangan tiga penggawa top seperti mereka, yang jika ditotal bernilai lebih dari €130 juta.
Kegemilangan Lukasz Skorupski di Renato Dall'Ara juga semakin menambah ironi bagi Giallrossi. Skorupski adalah pemain lain yang dilego Monchi di musim panas kemarin dan ia menjadi biang keladi kekalahan 2-0 Roma dari Bologna lewat serangkaian penyelamatan briliannya.
Monchi sendiri menolak menyebut jika Roma memasuki krisis, meski kenyataan di lapangan berkata lain. "Saya sudah melakukan pekerjaan ini selama 20 tahun terakhir, tetapi saat ini saya memang bingung. Saya bertanggung jawab dengan peran ini. Tapi Anda [media] harus menyadari bahwa Anda terlalu dini untuk mengkhawatirkan hal ini," kata Monchi kepada Berita Bola.
Terlalu dini atau tidak, yang jelas sudah saatnya untuk menurunkan ekspektasi terhadap Roma.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment