Friday, August 18, 2023

Wataru Endo: Solusi Bagi Liverpool Atau Arthur Melo Jilid 2?


 berita bola - Keputusan Liverpool mendatangkan pemain asal Jepang ini mengejutkan banyak orang, apakah dia mampu menatasi permasalahan di sektor tengah?

Sebelum Liverpool menjadi bahan tertawaan karena kehilangan dua target transfer ke Chelsea dalam beberapa hari, The Reds terkenal dengan kecepatan dan kerahasiaan dalam menyelesaikan kesepakatan. Namun, akuisisi Liverpool atas Wataru Endo berada di level berbeda dari apa pun yang telah mereka lakukan sebelumnya. Tidak ada yang menyangka ini bakalan datang.

Bahkan di negara asal Endo, Jepang, penggemar sepakbola ikut terguncang. “Endo, benarkah?!” menjadi tren di Twitter beberapa menit setelah terungkap Liverpool sudah mengajukan penawaran £16 juta ($20 juta). Namun, kabar tersebut juga menimbulkan histeria, karena ada keyakinan kuat dia memiliki bakat dan sikap untuk berkembang di salah satu klub elite Eropa.

Sebaliknya di Merseyside, ada kegelisahan, mengingat fans Liverpool pernah merasakan kehampaan sebelumnya ketika terjadinya penandatanganan kontrak kejutan menjelang akhir jendela transfer. Baru musim panas lalu, Arthur Melo tiba dengan status pinjaman dari Juventus, dan bermain hanya 13 menit sebelum dikirim kembali ke Turin.

Jadi, apakah Endo yang berusia 30 tahun benar-benar memiliki kemampuan untuk membuat dampak besar di Anfield? Apakah dia jawaban yang sudah lama ditunggu-tunggu untuk masalah Jurgen Klopp di lini tengah? KALIJODO88 merinci semua yang perlu Anda ketahui tentang Endo di bawah ini...

Awal mula

Endo lahir di Yokohama, dan berasal dari jajaran tim junior di Shonan Bellmare, yang bermarkas di dekat Hiratsuka. Dia masuk ke tim senior pada tahun 2010, dan membuat perkembangan yang stabil sebelum melakoni debutnya di Jepang lima tahun kemudian.

Performanya yang bagus membuat dia pindah ke Urawa Red Diamonds, yang segera dia bantu memenangkan Liga Champions Asia pada tahun 2017, dengan Endo berperan multi-fungsi sebagai bek kanan di kedua leg final.

Endo melakukan perjalanan ke Rusia untuk Piala Dunia pada tahun berikutnya. Meski tidak tampil di tiap pertandingan Jepang, pada tahap itu dia telah pindah ke Sint-Truiden, klub Liga Pro Belgia yang diakuisisi grup DMM Jepang pada 2017, yang berujung banyak pemain paling menjanjikan di negara itu pindah ke Limburg.

Terobosan besar

Endo bisa saja menghabiskan lebih dari satu tahun di Sint-Truiden, jika tidak ada mantan direktur olahraga Stuttgart Sven Mislintat. Pria asal Jerman itu, dikenal sebagai pencari bakat ulung di dunia yang sekarang bekerja di Ajax, telah menikmati banyak kesuksesan selama bertahun-tahun mengambil pemain yang bermain di Belgia. Dia tidak pernah meragukan potensi Endo untuk level yang lebih tinggi.

Memang, dia ingin mengontrak pemain Jepang tersebut secara permanen pada musim panas 2019, tetapi pembatasan anggaran Stuttgart saat itu membuat mereka hanya bisa meminjam Endo.

“Dibandingkan dengan musim normal, kami memiliki banyak variabel," kata Mislintat seperti dikutip laman Bundesliga dalam musiim yang terkena dampak pandemi. “Tapi tidak ada ketidakpastian tentang apa yang bisa dibawa Endo ke klub.”

Stuttgart mengonfirmasi kesepakatan €1,7 juta untuk Endo pada April 2020. Dia membuktikan sebagai pembelian yang murah.

Bagaimana perkembangannya?

Endo membantu Stuttgart kembali ke papan atas pada akhir musim pertamanya di MPHArena sebelum dengan cepat membuktikan dirinya sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di Bundesliga.

Meski bukan pemain vokal, Endo juga muncul sebagai salah satu sosok terpenting di ruang ganti, dan dikenal sebagai 'pemimpin diam Stuttgart'. Mantan pelatih Pellegrino Matarazzo tentu saja tidak ragu untuk menyerahkan ban kapten kepada karakter pendiam itu, dengang menjelaskan Endo secara efektif berperan sebagai 'pengawal' timnya.

“Hal paling penting bagi saya adalah kapten kami dapat membawa semua orang bersamanya,” jelas Matarazzo. “Dia mewujudkan nilai-nilai yang kami perjuangkan, dan merupakan contoh untuk diikuti. Saya memilih Wataru Endo, karena dia juga seseorang yang memberikan ruang kepada pemain lain untuk mengambil tanggung jawab.”

Itu tentu saja membuktikan keputusan yang menginspirasi di pihak Matarazzo, dengan Endo benar-benar bangkit menghadapi tantangan untuk mempertahankan timnya di Bundesliga. Pada hari terakhir musim 2021/22, dia mencetak gol kemenangan injury time melawan Koln yang membuat Stuttgart menghindari play-off degradasi karena selisih gol.

Dia melangkah lagi musim lalu ketika Stuttgart terlihat seperti akan langsung terdegradasi. Endo muncul dengan satu gol dan tiga assist dalam tiga laga terakhir musim reguler untuk membantu mengamankan lima poin yang menyelamatkan satu tempat di play-off, yang dimenangkan Stuttgart dengan nyaman, mengalahkan Hamburg 6-1 secara agregat.
Kekuatan terbesarnya

Endo dikenal sebagai 'The Duel King' di Jepang dengan alasan yang bagus, mengingat tidak ada gelandang yang terlibat lebih banyak dalam 1.274 duel sejak melakukan debutnya di Bundesliga pada September 2020. Dia juga menempati peringkat kedua untuk memenangkan penguasaan bola (706) dan melakukan tekel sukses (207), yang turut membantu menjelaskan tentang ketertarikan Liverpool.

Endo juga serba bisa, mampu bermain sebagai bek tengah, seperti yang pernah dilakukannya untuk Stuttgart. “Sebagai pemain dan sebagai pribadi, dia sangat berharga," mantan direktur olahraga Mislintat bersemangat. “Dia salah satu jangkar ini, titik fokus dalam sistem kami.”

Visi menyerang Endo juga tak bisa diabaikan.

Seperti yang dikatakan Chihiro Sasaki-Burns dari GOAL Jepang, “Kualitas Endo yang paling mengesankan adalah kemampuannya untuk memenangkan duel. Dia memiliki bakat untuk menemukan kelemahan dalam permainan menyerang lawan. Dia membaca permainan dengan sangat baik, dan penempatan posisinya sangat bagus, sehingga membantunya melihat peluang untuk mencegat operan dan mengganggu serangan tim lawan.

“Namun, dia tidak hanya mahir dalam menghentikan serangan, tetapi juga memulainya, karena jangkauan passing-nya yang fantastis. Dia sepertinya selalu tahu kapan dan di mana harus mendistribusikan bola. Dia memiliki kesadaran yang tinggi, dan keterampilan membuat keputusan yang luar biasa. Inilah alasannya dia adalah pemain yang sangat berharga, dan sangat menyenangkan untuk ditonton.”

Apa kelemahannya?

Tidak bisa diabaikan begitu saja dengan banyaknya fans Liverpool merasa kecewa dengan keputusan klub yang tiba-tiba beralih ke Endo untuk mengisi posisi Fabinho yang menganga di lini tengah mereka. Dia sama sekali tidak disebutkan atau disebut-sebut sebagai kemungkinan pengganti pemain Brasil itu.

Karena itu, para suporter pasti bertanya, mengapa Liverpool mendatangkan pemain berusia 30 tahun yang bermain untuk klub yang baru saja terhindar dari degradasi dari Bundesliga selama dua musim terakhir? Ini bukan pemain dengan segudang pengalaman di level paling tinggi, mengingat dia belum pernah tampil sekali pun di Liga Champions (tentu saja dia tidak akan diminta untuk membuat langkah khusus di kelas musim ini!) .

Namun, perlu diingat Endo tampil luar biasa dalam kemenangan Jepang atas Jerman di Piala Dunia tahun lalu, bahkan bisa dibilang pemain terbaik di lapangan, sementara dia juga tampil mengesankan dalam pertandingan babak 16 besar melawan Kroasia. Tim Samurai Biru sebetulnya tidak layak menerima kekalahan, karena mereka disingkirkan melalui adu penalti.

Jadi, Endo, yang sudah lama ingin bermain di Liga Primer, dan mulai belajar bahasa Inggris bahkan sebelum dia meninggalkan Jepang, telah menunjukkan dia bisa tampil di panggung termegah dalam permainan, dan masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan. Itulah sebabnya dia diangkat sebagai kapten baru di tim nasional setelah Qatar 2022.

Versi sederhana Makelele Liverpool?

Endo telah mengembangkan reputasi sebagai ahli 'pelanggaran taktis', mengingat dia tidak memperoleh terlalu banyak kartu kuning (hanya tiga dari 33 penampilan Bundesliga musim lalu), meskipun sering terpaksa menjatuhkan pemain ketika mereka menghadirkan ancaman. Dalam hal itu, dia bisa membuktikan jawaban Liverpool kepada Rodri.

Namun di Jerman, dia dibandingkan dengan Claude Makelele, mengingat dia bukan gelandang bertahan dengan postur tertinggi, tetapi dia kuat secara fisik, memainkan permainan dengan intensitas tinggi, dan dapat mengemas umpan.

Makelele memperlihatkan CV yang jauh lebih mengesankan, tentu saja - dia mendefinisikan kembali peran lini tengah defensif sedemikian rupa, sehingga dinamai menurut namanya. Tetapi perlu disebutkan dia seusia dengan Endo ketika tiba di Chelsea. Jadi, harapan Endo untuk memberi pengaruh di Anfield tidak boleh hilang hanya karena usianya sudah menginjak 30 tahun.

Apa selanjutnya?

Endo bisa langsung masuk ke starting line-up Liverpool. Satu-satunya pemain nomor 6 yang tersisa dalam skuad, mengingat Thiago Alcantara dan Stefan Bajcetic masih dalam proses pemulihan dari cedera. Alexis Mac Allister ditempatkan dalam peran terdalam melawan Chelsea minggu lalu, tetapi, seperti yang dikhawatirkan, itu terbukti menyia-nyiakan bakat ofensifnya.

Curtis Jones juga menjadi opsi di depan empat bek mengingat kepercayaan diri dan keserbagunaannya. Sementara ada keputusan baru minggu ini terkait bek kanan Trent Alexander-Arnold untuk didorong ke lini tengah.

Namun, sebenarnya tidak ada alasan mengapa Endo tidak menjadi starter saat melawan Bournemouth, selama transfer sang pemain selesai tepat waktu. Lagi pula, kebugaran tidak akan menjadi masalah, mengingat dia tampil untuk Stuttgart dalam pertandingan DFB-Pokal akhir pekan lalu melawan Belingen, dan bahkan mencetak gol dalam kemenangan 4-0.

Klopp, tentu saja, bisa enggan memasukkan Endo begitu cepat setelah mendarat di Merseyside, dan juga karena skeptisisme seputar penandatanganannya. Tetapi melawan Bournemouth di kandang terasa seperti permainan yang tepat untuk memungkinkan 'pengawal' baru Liverpool' untuk menunjukkan dia dapat melindungi empat bek yang dibiarkan terbuka lebar karena melakukan serangan terlalu jauh

No comments:

Post a Comment