Friday, August 4, 2023

Josko Gvardiol Dilatih Pep Guardiola Di Manchester City? Prospek Menakutkan! - Rapor Deretan Transfer Terbesar Musim Panas 2023


 berita bola - Merangkum setiap kesepakatan transfer terbesar yang tercapai pada musim panas ini.

Untuk beberapa penggemar sepakbola, libur musim kompetisi adalah bagian dari kalender yang paling mereka nantikan, karena itu hanya berarti satu hal: Saatnya transfer! Selama beberapa minggu dan bulan ke depan, nama-nama terbesar akan dikaitkan dengan klub-klub terbesar, dengan spekulasi yang akan berkembang pesat.

Kita semua tahu bahwa beberapa transfer berjalan dengan baik untuk semua pihak yang terlibat, tetapi ada banyak di mana setidaknya salah satu klub, atau bahkan pemain, bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi seandainya mereka membuat keputusan yang berbeda saat berada di meja negosiasi.

KALIJODO88 siap memastikan Anda tahu mana saja transfer terbesar dan terbaik. Sepanjang jendela musim panas, kami akan menilai setiap transaksi yang tercapai.

Lihat rangkuman transfer terbesar kami di bawah ini, dan beri tahu kami pendapat Anda melalui kolom komentar...

2 Agustus: Josko Gvardiol (RB Leipzig Ke Manchester City, £77,5 Juta)

Bagi Leipzig: Konfirmasi status mereka sebagai salah satu klub terbaik di dunia dalam mengembangkan talenta muda. Leipzig menebus Gvardiol dari Dinamo Zagreb pada September 2020 (tapi mengizinkannya bertahan di Kroasia untuk sisa musim tersebut) dengan banderol €16 juta. Meski mungkin tidak besar di era modern, nilai tersebut tetap sebuah investasi signifikan untuk seorang pemain remaja. Namun transaksi itu kini menghasilkan imbalan masif buat Leipzig, dengan Gvardiol menjadi bek termahal dalam sejarah sepakbola. Bisa dimaklumi kalau kepergian Gvardiol bikin fans khawatir, mengingat Christopher Nkunku dan Dominik Szoboszlai juga meninggalkan klub musim panas ini. Tetapi selama bertahun-tahun Leipzig telah membuktikan bahwa mereka paham bagaimana menemukan dan membina bakat-bakat potensial menjadi pemain berkualitas. Rating: A

Bagi Manchester City: Penegasan serius akan ambisi mereka. Tidak mudah menambah kekuatan skuad terkuat di dunia, tapi itulah yang persis dilakukan City dengan pembelian Gvardiol. Nominal transfer ini memang historis, namun banderol raksasa atau regulasi Financial Fair Play (FFP) toh tak pernah menghalangi City sebelumnya. Dan lagi pula, pemain Kroasia ini memilki segala yang dibutuhkan dalam diri bek tengah modern: tak hanya kuat secara fisik dengan posturnya yang tinggi-besar, dia juga cakap menguasai dan mendistribusikan bola. Singkatnya, Gvardiol adalah pemain sempurna untuk Pep Guardiola. Rating: A

Bagi Gvardiol: Kenaikan level dan tantangan yang signifikan, tapi ia jelas siap menghadapinya. Mungkin satu hal yang paling diingat orang tentang penampilan Gvardiol di Piala Dunia 2022 adalah ketika ia jadi korban gocekan sang master Lionel Messi, tapi jangan lupa bahwa di Qatar Gvardiol juga menunjukkan kenapa dirinya digadang-gadang sebagai calon bek sentral terbaik dunia. Usianya kini baru 21 tahun, persaingan keras menantinya dalam perebutan posisi inti di Etihad dan mungkin akan butuh waktu baginya untuk beradaptasi dengan permainan City, tapi sesungguhnya menakutkan jika memikirkan bisa sehebat apa Gvardiol jadinya di bawah bimbingan Guardiola. Rating: A+

1 Agustus: Sadio Mane (Bayern Munich Ke Al-Nassr, €40 Juta)

Bagi Bayern: Lega banget. Die Roten mengira dapat transaksi bagus saat mendatangkan Mane dari Liverpool musim panas tahun lalu dengan harga cuma €30 juta, tapi pemain Senegal itu justru menjelma jadi masalah besar untuk Bayern. Masa keemasan Mane telah berlalu, dan Bayern menggajinya kelewat mahal. Liverpool kelihatannya paham betul apa yang mereka lakukan saat membiarkan Mane pergi. Seperti diakui sendiri secara terbuka oleh Thomas Tuchel, Mane gagal memenuhi ekspektasi di Allianz Arena dan karier singkatnya bersama The Bavarians mungkin akan lebih diingat karena keributan di ruang ganti dengan Leroy Sane. Bayern ibarat ketiban durian runtuh bisa menyingkirkan salah satu rekrutan terburuk dalam sejarah klub tanpa harus menelan kerugian besar. Rating: A+

Bagi Al-Nassr: Satu lagi transfer mencolok. Jangan lupa bahwa manuver klub inilah yang mengawali dobrakan Arab Saudi sebagai satu kekuatan utama di bursa transfer dengan memboyong Cristiano Ronaldo pada Januari lalu. Sejak itu, mereka juga berhasil meminang Marcelo Brozovic, Seko Fofana, dan Alex Telles. Kedatangan Brozovic mungkin jadi kesepakatan terbaik Al-Nassr musim panas ini, tapi pembelian Mane lebih menarik atensi karena profil si pemain, dan itu wajar saja. Kalau bintang Senegal ini bisa sedikit saja menemukan kembali level performa seperti yang pernah ditunjukkannya di Anfield, Mane tak hanya akan mencetak banyak gol, tapi juga bisa jadi kreator yang memanjakan Ronaldo dengan umpan-umpannya. Rating: A

Bagi Mane: Kemerosotan dramatis yang tak terbayangkan sebelumnya. Serius, tak ada yang menduga karier gemilang Mane bakal anjlok dalam waktu singkat. Mane mengonfirmasi statusnya sebagai salah satu pemain terbaik di dunia dengan penampilan fenomenalnya saat Liverpool berupaya menggapai mimpi quadruple pada 2021/22 meski akhirnya harus puas dengan dua trofi Piala FA dan Piala Liga. Siapa sangka hanya setahun berselang Mane malah jadi sosok terbuang di Bayern setelah gagal bersinar tak hanya di bawah Tuchel, tapi juga pelatih sebelumnya, Julian Nagelsmann. Alhasil, keputusan Mane untuk bersedia turun kelas dengan pindah ke Saudi - dan menerima bayaran mewah - jadi tak mengejutkan. Masanya di level elite memang sudah habis, jadi kepindahan ini jadi langkah terbaik untuknya. Rating: B

31 Juli: Fabinho (Liverpool Ke Al-Ittihad, £40 Juta)

Bagi Liverpool: Situasi yang takkan terbayangkan setahun lalu. Dari perpektif taktis, Fabinho adalah salah satu pemain terpenting era Jurgen Klopp sejauh ini. Ia dijuluki 'Dyson' oleh sang manajer The Reds karena kelugasannya mengantisipasi bola liar. Jadi, keputusan Liverpool menjual Fabinho sebelum ia menyentuh usia 30 tahun menandakan kemerosotan signifikan si pemain. Sepanjang musim 2022/23 lalu terlihat jelas bahwa Fabinho kesulitan secara fisik, tak lagi mampu melindungi lini belakang dengan energi dan semangat tinggi seperti sebelumnya. Harapannya adalah ia bisa pulih dan kembali ke performa terbaik di Anfield musim ini. Namun, Liverpool ternyata memutuskan untuk menjual Fabinho sekarang dan berniat menggantikannya dengan pemain lebih muda. Dalam konteks tersebut, £40 juta adalah nilai fantastis untuk seorang pemain yang kini dianggap surplus di skuad. Di sisi lain, sangat krusial bagi Liverpool untuk segera mengamankan kesepakatan untuk Romeo Lavia karena kepergian Fabinho meninggalkan lubang menganga yang perlu ditambal. Rating: A-

Bagi Al-Ittihad: Satu lagi tambahan signifikan ke dalam skuad juara. Al-Ittihad cuma kebobolan 13 gol saat menjuarai Saudi Pro League musim lalu dan lini belakang mereka bisa menjadi semakin solid musim ini dengan perlindungan Fabinho dan N'Golo Kante di lapangan tengah. Puncak performa kedua pemain mungkin sudah berlalu - Kante tidak lagi sedahsyat dulu menyusul problem cedera beruntun yang menimpanya - tapi duo ini bisa membentuk kerja sama paten di depan pertahanan kalau mereka tetap fit dan sehat. Rating: A

Bagi Fabinho: Ending yang mengagetkan dari kariernya di Anfield. Fabinho tentunya pergi sebagai legenda setelah mempersembahkan kontribusi vital dalam membantu Liverpool meraih semua gelar yang bisa diraih selama ia berbaju The Reds. Tapi agak menyedihkan Fabinho tidak mendapat salam perpisahan yang sepantasnya karena memang tak ada fans yang menduga ia akan pergi musim panas ini. Jelas lini tengah The Reds membutuhkan perombakan, namun sedikit sekali yang mengira bahwa Fabinho juga akan dilego. Bagaimanapun, setidaknya ada sisi positif karena Al-Ittihad pada dasarnya melayangkan tawaran yang terlalu bagus untuk ditolak Liverpool maupun Fabinho sendiri. Rating: C

30 Juli: Axel Disasi (Monaco Ke Chelsea, £38 Juta)

Bagi Monaco: Satu lagi kehilangan besar untuk salah satu pertahanan terburuk di Ligue 1 musim lalu (Monaco total kebobolan 58 gol). Enam bulan setelah ditinggal Benoit Badiashile menuju Chelsea, Les Rouge et Blanc harus kembali merelakan kepergian seorang bek tengah ke London barat. Paling tidak, dana yang diterima Monaco lumayan besar, bahkan lebih tinggi ketimbang saat mereka menjual Badiashile ke The Blues pada Januari, tapi masalahnya sekarang Monaco harus berusaha menemukan pengganti memadai untuk tidak cuma satu, melainkan dua pemain Internasional Prancis kurang dari dua minggu sebelum dimulainya musim 2023/24. Rating: B-

Bagi Chelsea: Kover yang sangat dibutuhkan. Wesley Fofana diharapkan dapat pulih dari cedera ACL dan kembali merumput sebelum akhir musim, tetapi tidak ada garansi untuk itu. Chelsea bisa saja merasa puas dengan keberadaan Thiago Silva, Levi Colwill, dan Badiashile sebagai tiga opsi di jantung pertahanan, namun mereka telah mengambil langkah bijak dengan mendatangkan satu lagi bek tengah. Kualitasnya pun tak bisa dipandang sebelah mata. Disasi adalah pemain internasional Prancis berusia 25 tahun yang lebih dari kapabel bersaing untuk memperebutkan posisi inti. Rating: B

Bagi Disasi: Kesempatan tak terduga untuk membuktikan diri di Premier League - dan mungkin juga meraih spot reguler di timnas Prancis. Disasi seharusnya mampu menyesuaikan diri di Chelsea tanpa kendala berarti. Ia sebelumnya sudah biasa bermain dengan Badiashile di Stade Louis II, sementara co-sporting director Laurence Stewart Chelsea juga sebelumnya bekerja di Monaco. Persaingan memperebutkan tempat di Chelsea akan intens musim ini tapi Disasi, yang juga cukup paten saat naik membantu serangan, punya potensi untuk menyegel posisi utama di tim Mauricio Pochettino. Rating: B+

29 Juli: Rasmus Hojlund (Atalanta Ke Manchester United, £60 Juta)

Bagi Atalanta: Lagi-lagi rezeki nomplok untuk salah satu klub yang paling jago berbisnis di pasar transfer. Hojlund baru tiba di Bergamo musim panas tahun lalu seharga €17 juta dan Atalanta kini menjualnya dengan nilai lebih dari tiga kali lipat. Dalam skenario ideal, La Dea sebenarnya ingin mempertahankan sang striker setidaknya semusim lagi tetapi, seperti halnya dengan penjualan Amad Diallo ke United dua tahun silam, Atalanta menerima tawaran yang terlalu bagus untuk ditolak bagi seorang pemain muda yang belum terbukti kehebatannya. Rating: A+

Bagi Manchester United: Pertaruhan berisiko besar. Okelah, Hojlund memang punya potensi. Dia mirip Erling Haaland, sangat cepat untuk pemain bongsor, tapi levelnya masih jauh dari sang superstar Norwegia di usia yang sama. Hojlund bisa saja menjelma menjadi mesin pencetak gol ulung - ia telah mengemas hat-trick di level internasional bersama Denmark - namun tetap ada kekhawatiran bahwa kepindahan ini terjadi terlalu dini. Apakah Hojlund memiliki modal yang dibutuhkan untuk jadi No 9 yang hebat? Jelas. Tapi apakah dia siap menjadi striker utama di klub seperti United? Belum tentu. Faktanya, di sini kita membicarakan tentang pemain yang cuma mencetak sembilan gol liga musim lalu. Jika menilik statistik tersebut, biaya transfer selangit untuk Hojlund sungguh menggelikan dan menegaskan tidak cuma kegilaan di bursa saat ini, tapi juga betapa putus asanya United dalam mencari penyerang baru. Rating: C

Bagi Hojlund: Kepindahan yang tak akan berani diimpikannya setahun lalu. Harapan utama Hojlund tadinya adalah menjadi penyerang pilihan utama di Atalanta musim depan dan mencetak lebih banyak gol di Serie A. Namun, kini tugasnya bukan hanya menembus starting line-up United tapi juga mematenkan posisi inti tersebut. Itu tanggung jawab berat untuk seorang pemain belia yang semestinya saat ini cuma fokus meraih kans tampil reguler. Tidak ada garansi bermain rutin baginya di Old Trafford tapi, tiap kali ia dapat kesempatan berlaga Hojlund akan berada dalam tekanan intens untuk menjustifikasi banderol mewahnya. Jadi, cukup beralasan kalau ada ketakutan Hojlund bakal bernasib sama dengan Anthony Martial, pemain muda berharga mahal yang gagal memenuhi ekspektasi di Manchester. Rating: B

28 Juli: Riyad Mahrez (Manchester City Ke Al-Ahli, £30 Juta)

Bagi Man City: Imbal balik yang fantastis dari seorang pemain yang perannya telah berkurang drastis dalam tim dan hanya menjadi penghangat bangku cadangan dalam laga-laga besar di akhir musim lalu. Mahrez jelas memiliki talenta untuk terus bermain di level tertinggi, tetapi harus rela terpinggirkan di Etihad karena performa sensasional Bernardo Silva dan Jack Grealish, sampai-sampai winger Aljazair itu tak merumput barang satu menit pun di final Piala FA maupun Liga Champions. Jadi, City akan merasa puas dengan keberhasilan mengantongi separuh dari uang yang mereka keluarkan untuk menebus Mahrez lima tahun silam setelah servis si pemain tak lagi dibutuhkan. Rating: A+

Bagi Al-Ahli: Satu lagi rekrutan bernama besar. Al-Ahli sebelumnya telah memboyong Edouard Mendy dan Roberto Firmino, dan tak sulit melihat bagaimana Mahrez akan mampu menjalin kolaborasi brilian dengan nama terakhir. Tak bisa dimungkiri bahwa performa Mahrez sudah menurun - ada alasan kenapa City bersedia melego dan menggantinya dengan pemain yang lebih muda - tapi sebagaimana ditunjukkannya dalam perjalanan ke tangga juara Premier League musim lalu, eks Leicester City ini masih punya kecepatan mumpuni dan, yang lebih penting, trik dan skill dribel kelas wahid untuk merajalela di Arab Saudi. Rating: A

Bagi Mahrez: Waktu yang tepat untuk meninggalkan City. Tak akan mudah untuk Mahrez merebut kembali posisi inti di tim Pep Guardiola jika memilih bertahan, dan ia pun tak akan senang menghabiskan satu musim lalu sebagai pemain rotasi. Dengan minimnya minat dari klub-klub top Eropa, tidak mengejutkan kalau ia menerima tawaran Al-Ahli. Lagi pula, tak ada lagi yang perlu dibuktikannya di Inggris setelah memenangi treble, juga gelar Premier League dengan dua klub berbeda. Dalam konteks tersebut, transfer ke Saudi dengan paket finansial menggiurkan memang tak terelakkan. Rating: B

27 Juli: Jordan Henderson (Liverpool Ke Al-Ettifaq, £12 Juta)

Bagi Liverpool: Akhir sebuah era. Liverpool memenangi segalanya dengan Henderson sebagai kapten. Memang, ia telah kehilangan jaminan bermain sebagai starter, bahkan sebelum kedatangan Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai musim panas ini, tetapi tetap jadi sebuah kejutan Jurgen Klopp memberi lampu hijau untuk penjualan seorang pemain yang mewakili nilai-nilai dan etos kerja sang pelatih, khususnya tak lama setelah kepergian karakter kuat lainnya dalam diri James Milner. Namun demikian, pada akhirnya yang terpenting adalah Liverpool mengantongi fee lumayan dari kepergian Henderson yang mungkin tidak akan dibayarkan klub selain Al-Ettifaq untuk seorang gelandang pelapis berusia 33 tahun. Rating: B

Bagi Al-Ettifaq: Pembelian simbolis yang bermakna lebih karena apa yang diwakili Henderson ketimbang talentanya - yang tentunya tak bisa dipandang remeh. Al-Ettifaq berhasil mendatangkan seorang mantan kapten Liverpool untuk bermain di bawah komando eks kapten The Reds lainnya (Steven Gerrard). Paling tidak, performa mereka musim depan berpeluang mengundang atensi khusus di Merseyside, dengan publik Liverpool mungkin penasaran melihat bagaimana aksi Henderson di lini tengah tim besutan Gerrard. Yang jelas, Henderson masih mampu berkontribusi, sebagaimana dibuktikannya dalam kampanye Inggris di Piala Dunia 2022, dan ia akan membawa profesionalitas dan semangat level tinggi yang akan sangat membantu Al-Ettifaq. Dengan manuver ini, Pro League juga telah membuktikan mereka punya dana mencukupi untuk membuat pertimbangan moral lenyap. Kalau figur seperti Henderson pun bisa dibujuk untuk pindah ke Arab Saudi, maka tak ada pemain yang tak terjangkau. Rating: B+

Bagi Henderson: Akhir yang bikin syok dari sebuah karier mengagumkan. Bagaimana tidak, Henderson adalah sosok langka di sepakbola Inggris yang dihormati kawan maupun lawan. Namun, keputusan ini memicu kontroversi besar karena sebelumnya Henderson dianggap sebagai sekutu komunitas LGBTQA+ setelah vokal menyampaikan dukungan untuk mereka. Henderson tak sepantasnya dicerca sendirian sebagai tentara bayaran atau dijadikan kambing hitam. Banyak pemain lainnya mengambil langkah serupa, pindah untuk dapat bayaran besar. Pada akhirnya ini adalah pilihan individual dan debat 'politik dalam olahraga' jauh lebih besar dari Jordan Henderson. Dari perspektif olahraga, sepanjang perjalanan kariernya ia selalu berjuang keras - dan berhasil - melawan keterbatasan atau situasi kurang menguntungkan, tapi kans Henderson untuk kembali menembus tim inti Liverpool musim depan tampak minimal jika ia bertahan. Tetap saja, keputusan Henderson untuk menerima uang Saudi dan menggadaikan segala prinsip yang pernah disuarakannya sangat mencengangkan. Rating: F

20 Juli: Andre Onana (Inter Ke Manchester United, £48 Juta)

Bagi Inter: Dari sudut pandang ekonomi, masterclass dari Beppe Marotta. Inter memboyong Onana secara cuma-cuma dari Ajax musim panas tahun lalu, yang berarti hasil penjualan ini jadi profit seutuhnya. Rencana Inter sekarang adalah mengganti Onana dengan kiper Shakhtar Donetsk Anatoliy Trubin atau shot-stopper veteran seperti Yann Sommer - dengan biaya hemat. Sulit untuk menggugat metode bisnis yang jelas-jelas menguntungkan, tapi kesediaan Inter untuk melego pemain No 1 mereka menjadi bukti lebih jauh akan kebutuhan Nerazzurri untuk menyeimbangkan keuangan dengan cara menjual setidaknya satu pemain kunci. Ini sekaligus menegaskan, kecuali pemilik klub akhirnya mampu mengatasi problem finansial mereka, Inter tak akan bisa benar-benar bersaing dengan tim elite Eropa di bursa transfer. Rating: A-

Bagi Manchester United: Akuisisi seorang ball-playing goalkeeper yang seharusnya dilakukan klub sejak lama. Tak bisa dimungkiri bahwa David de Gea, terlemas dari segala kelemahannya, berkali-kali tampil sebagai penyelamat tim dalam beberapa tahun ke belakang. Dia kerap jadi pengawal terakhir lini pertahanan dan membantu tim meraih poin berharga dengan penyelamatan-penyelamatan briliannya. Namun, De Gea tidak masuk kriteria kiper modern karena permainan kakinya tidak terlalu bagus. Bertolak belakang dengan Onana yang justru brilian dalam hal ini, sebagaimana ditunjukkannya dengan beberapa umpan memikat di final Liga Champions melawan Manchester City. Memang akan ada kekhawatiran menyangkut fakta bahwa ia dipulangkan dari skuad Kamerun di Piala Dunia 2022 karena masalah indisipliner November tahun lalu dan Onana juga bikin murka Ajax dengan hengkang sebagai agen bebas hanya beberapa bulan setelah kembali dari skorsing doping walau klub terus setia mendukungnya di masa itu. Tapi Erik ten Hag pernah bekerja sama dengan Onana sebelumnya, jadi ia tahu persis plus-minus si pemain. Oleh karena itu, perekrutan Onana seharusnya bisa menjadi transfer sukses untuk United. Rating: A

Bagi Onana: Kesempatan untuk menyemen statusnya sebagai salah satu kiper terbaik di dunia. Tanpa bermaksud merendahkan Serie A, liga Italia tidak menarik level atensi yang sama seperti Premier League yang dikemas begitu menarik. Onana bisa mendapatkan pengakuan lebih tinggi untuk kemampuan penyelamatan sekaligus distribusi bolanya yang sensasional. Memang tekanan di pundaknya pun akan makin intens - beberapa penjaga gawang hebat bahkan pernah terpuruk di Old Trafford - dan tak terelakkan bahwa Onana akan membuat kesalahan demi kesalahan karena gaya permainannya penuh risiko. Tapi ia memiliki skill serta keyakinan diri tinggi untuk berjaya di Theatre of Dreams. Rating: A

19 Juli: Oriol Romeu (Girona Ke Barcelona, €8 Juta)

Bagi Girona: Profit lumayan dari seorang pemain yang baru mereka datangkan musim panas tahun lalu dengan harga sekitar €5 juta, dan setidaknya Girona telah berhasil memboyong permanen Yangel Herrera dari Manchester City menyusul periode peminjamannya di Estadi Montilivi musim lalu. Namun, kepergian Romeu tetap akan menjadi sebuah pukulan. Dia figur yang sangat berpengaruh, di dalam maupun luar lapangan, hanya absen dua kali dari 38 laga Girona di La Liga 2022/23. Sang gelandang akan sangat dirindukan. Rating: C+

Bagi Barcelona: Satu lagi bukti betapa seretnya keuangan Barca. Ingat, The Catalans baru saja kehilangan Sergio Busquets, salah satu gelandang bertahan terbaik dalam sejarah, dan mungkin satu-satunya hal positif dari kepergiannya adalah fakta bahwa ia sudah berusia 35 tahun dan tampak jelas performanya menurun. Ironisnya, mereka justru menggantikan Busquets dengan pemain 31 tahun yang sebelumnya tidak cukup bagus untuk jadi penggawa inti Barca pada periode pertamanya di Camp Nou dan setelahnya juga gagal membuktikan diri di Chelsea. Tapi kita semua tahu kenapa Barca masih mencoba-coba mencari keberuntungan dari pemain berharga murah. Problem finansial mereka belum teratasi dan transfer ini juga tidak jelek-jelek amat. Barca hanya keluar sedikit uang untuk pemain yang jadi solusi jangka pendek, sudah mengenal klub luar-dalam dan seharusnya cukup memadai sebagai pemain rotasi di lini tengah. Pun demikian, bakal jadi masalah besar kalau suksesor sepadan Busquets tidak kunjung didatangkan... Rating: C

Bagi Romeu: Bak kisah dongeng. Jika meninjau kembali perjalanan kariernya semenjak meninggalkan Camp Nou untuk bergabung dengan Chelsea pada 2011, Romeu tak akan berani bermimpi bahwa ia akhirnya akan kembali ke Barcelona. Jadi, nantikan bagaimana ia bakal mengerahkan segenap upayanya setiap kali merumput untuk Blaugrana. Bahkan, kemungkinan tak akan ada pemain dalam skuad Xavi yang bisa menandingi motivasi Romeu untuk mempersembahkan yang terbaik, dan bisa saja salah satu transfer paling tak terduga ini justru sukses besar. Rating: A+

18 Juli: Kim Min-jae (Napoli ke Bayern Munich, €50 juta)

Bagi Napoli: Bisa dikategorikan malapetaka. Okelah, Napoli memang meraup profit signifikan dari seorang pemain yang mereka beli dari Fenerbahce musim panas tahun lalu seharga €18 juta, tapi pencantuman klausul pelepasan dalam kontrak Kim kini tampak seperti sebuah blunder. Bek Korea Selatan itu telah membuktikan dirinya punya value jauh lebih tinggi dari €50 juta menyusul kampanye debut istimewa di Serie A, saat ia mampu menunaikan "mission impossible" menambal lubang yang ditinggalkan Kalidou Koulibaly. Kalau bisa memilih, Napoli tentu ogah kehilangan mantan anak didik Shin Tae-yong ini hanya setahun setelah ia mendarat di Stadio Diego Armando Maradona. Abaikan keuntungan besar yang didapat klub; intinya adalah Partenopei harus merelakan kepergian salah satu pilar utama dalam raihan Scudetto musim lalu - dengan nilai yang sama sekali tidak sepadan dengan market value si pemain. Rating: D-

Bagi Bayern Munich: Bayar (relatif) sedikit, dapat banyak. Permasalahan Bayern di lini pertahanan diekspos secara brutal oleh Manchester City di Liga Champions musim lalu, dengan Dayot Upamecano terbukti jadi titik lemah. Jadi, keberhasilan mendaratkan seorang bek tengah tangguh yang juga cakap dalam pendistribusian bola dalam diri Kim - terlepas dari persaingan keras dengan klub sekaliber Manchester United - adalah dongkrakan besar bagi The Bavarians. Secara teori Kim tak akan kesulitan membentuk kerja sama solid dengan Matthijs de Ligt, dan membuat Bayern layak jadi salah satu favorit di Liga Champions musim depan. Rating: A+

Bagi Kim Min-jae: Si pemain kemungkinan besar dihinggapi perasaan campur aduk. Kim telah menjelma jadi salah satu pujaan fans di Naples dan tim besutan Luciano Spalletti yang atraktif semula diharapkan bakal punya peluang bagus untuk bicara banyak di Liga Champions musim depan. Apa lacur, sang pelatih secara mengejutkan angkat kaki, dan ini mungkin membuat langkah Kim untuk ikut pergi tidak terasa terlalu berat. Kim sepatutnya merasa antusias menatap kariernya bersama Bayern ke depan. Tidak hanya dapat gaji jauh lebih besar, ia juga bakal menjadi bagian tim raksasa yang masih berencana menambah kekuatan dengan membidik Harry Kane. Dalam hal itu, bergabung dengan Bayern alih-alih United tampak menjadi pilihan tepat. Rating: A-

15 Juli: Declan Rice (West Ham Ke Arsenal, £105 Juta)

Bagi West Ham: Rezeki nomplok! Rekor transfer termahal Inggris ini menghasilkan mega profit untuk The Hammers dari seorang pemain yang mereka datangkan kala remaja setelah ia dilepas Chelsea. Gelar UEFA Europa Conference League, trofi Eropa pertama West Ham setelah hampir 60 tahun, jadi persembahan terakhir Rice. Secara objektif, sepertinya tidak ada satu pun pakar transfer yang beranggapan Rice layak dihargai sedemikian tinggi, dan inilah yang bikin senyum kubu West Ham makin lebar. Benar-benar transaksi impian bagi sebuah klub kelas menengah. Rating: A+

Bagi Arsenal: Rekrutan kolosal. Arsenal harus berhadapan dengan kekuatan finansial Manchester City dalam perburuan servis Rice dan berhasil keluar sebagai pemenang. Fakta tersebut menjadikan ini transfer yang luar biasa penting buat The Gunners. Setelah kembali membuktikan diri sebagai kekuatan besar di lapangan musim lalu, kini Arsenal juga menunjukkan taji di luar lapangan. Terserah apa kata orang tentang biaya transfer Rice, atau soal keterbatasannya sebagai pemain, nyatanya dia salah satu gelandang bertahan terbaik di Premier League dan merepresentasikan upgrade signifikan dari Thomas Partey. Bukan tanpa alasan Rice jadi target transfer utama Mikel Arteta - dan terlepas dari persaingan dengan Man City, Arsenal berhasil mendapatkan buruan mereka. Jika Rice pada akhirnya dapat membantu The Gunners mengakhiri dua dekade puasa gelar liga musim panas tahun depan, nilai transfernya tidak akan terasa mahal. Rating: A

Bagi Rice: Pilihan tepat. Garansi trofi menantinya di Etihad, tapi jaminan kesempatan bermain ada di Emirates - dan itulah yang persis dibutuhkan Rice pada titik kariernya saat ini. Kita tahu Rice memiliki segala modal untuk menjelma jadi gelandang kelas dunia; ia menegaskan itu di Euro 2020. Tapi di West Ham ia dengan cepat tumbuh menjadi 'ikan yang sangat besar di kolam kecil'. Puja-puji sebagai the next big thing kerap diterima Rice, sementara performa buruknya dalam beberapa laga diabaikan. Tapi kini ia tak bisa lagi bersembunyi. Rice adalah pemain Inggris termahal sepanjang masa dan, Jack Grealish bisa jadi saksi, tidaklah mudah menanggung tekanan yang datang bersama label tersebut. Tapi, di atas kertas Rice seharusnya dapat menembus tim inti pilihan Mikel Arteta dengan mulus, dan ia memiliki talenta serta karakter untuk menjadi kapten masa depan Arsenal. Sekarang, ia hanya harus membuktikannya di lapangan. Rating: A

14 Juli: Jurrien Timber (Ajax Ke Arsenal, £35 Juta)

Bagi Ajax: Pukulan telak untuk lini belakang mereka. Timber jadi langganan tim inti Ajax dalam dua tahun terakhir dan bersinar terang pada 2021/22 saat klub menjuarai liga sehingga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Eredivisie musim itu. Ajax memiliki reputasi sebagai klub yang piawai menemukan dan mengembangkan talenta muda, tapi menggantikan Timber, seorang bek berbakat dan serbabisa, tak akan jadi tugas mudah bagi De Godenzonen. Rating: B-

Bagi Arsenal: Transfer cerdas. Kurangnya kedalaman skuad di sektor pertahanan Arsenal terekspos secara brutal pada pengujung musim lalu, dengan absensi William Saliba akibat cedera praktis membunuh kans juara The Gunners. Dengan kedatangan Timber, berarti tim Mikel Arteta dihuni tiga bek tengah tangguh yang memperebutkan tempat utama, sekaligus opsi mumpuni di posisi bek kanan. Arteta ingin memiliki sebanyak mungkin pemain multiposisi dalam skuadnya; dan kehadiran Timber membantu mengakomodir ini. Rating: A-

Bagi Timber: Langkah krusial yang membawanya keluar dari zona nyaman. Di usia 22 tahun, Timber sudah cukup lama digadang-gadang punya potensi untuk jadi pemain besar. Bek Liverpool Virgil van Dijk mengatakan rekannya di timnas Belanda itu lebih baik ketimbang dirinya di umur yang sama. Van Dijk juga mengakui Timber masih harus terus berkembang, tapi kesempatan untuk itu bakal diperolehnya di Arsenal. Beberapa kelemahannya cukup kentara: ia kerap kalah duel melawan tipe striker No 9 berfisik kuat dan tidak terlalu jago di udara, dengan Wesley Sneijder mengklaim "ia selalu kalah adu sundulan". Namun, inferioritas ini pastilah sudah disadari Arteta, dan ia toh tetap merasa keunggulan Timber - kecepatan, ketenangan, dan umpan-umpannya - akan menjadikannya suntikan yang berguna untuk skuad Arsenal. Rating: B

12 Juli: Sergej Milinkovic-Savic (Lazio Ke Al-Hilal, €40 Juta)

Bagi Lazio: Pukulan telak. "Sang Sersan" adalah sosok pemain yang loyal sekaligus populer di klub dan berperan penting mengantar Lazio lolos ke Liga Champions musim depan. Ia akan sangat dirindukan. Namun, kalau bicara realita, sudah sangat jelas bahwa Milinkovic-Savic akan meninggalkan Olimpico musim panas ini - dengan kontraknya tinggal tersisa satu tahun - dan presiden klub Claudio Lotito berhasil menemukan klub pembeli yang bersedia memenuhi tuntutan harganya. Wajar kalau kepergian SMS bikin fans marah, tapi kebanyakan dari mereka juga lega ia tidak dilego ke rival domestik di Serie A. Dalam hal itu, Lazio meraih kesepakatan bagus dari situasi buruk. Rating: B+

For Al-Hilal: Bisa dibilang transfer terbaik yang telah dilakukan sebuah klub Saudi musim panas ini. Milinkovic-Savic masih 28 tahun dan ia baru saja melakoni kampanye mengesankan di Serie A. Pemain Serbia ini berada di usia emas dan seharusnya mampu menjadi gelandang paling dominan di Pro League, terutama dengan keberadaan Ruben Neves di sisinya. Kalau Al-Hilal - yang juga telah memperkuat lini pertahanan dengan kedatangan Kalidou Koulibaly - bisa memboyong seorang penyerang kelas dunia, mereka pantas mengawali musim baru sebagai favorit juara. Rating: A+

Bagi Milinkovic-Savic: Akhir yang sangat mengecewakan bagi harapannya untuk membuktikan diri sebagai pemain kelas dunia. Ia sudah lama dikenal sebagai pemain bagus - pernah dikait-kaitkan dengan klub papan atas Eropa sekelas Manchester United, Juventus, hingga Real Madrid. Persoalannya, kita tidak tahu dan mungkin tidak akan pernah tahu apakah Milinkovic-Savic benar-benar hebat setelah ia memilih berlabuh ke Arab Saudi pada masa puncak kariernya alih-alih bermain setidaknya satu musim lagi di Liga Champions. Well, paling tidak dia dipastikan mengantongi banyak uang... Rating: D

12 Juli: Vitor Roque (Athletico Paranaense Ke Barcelona, €35 Juta)

Bagi Athletico Paranaense: Imbalan instan atas keyakinan penuh pada seorang pemain remaja. Athletico baru saja menggaet Vitor Roque pada April tahun lalu - dengan rekor pembelian klub sebesar €4,4 juta, dan mereka kini menyepakati penjualannya senilai delapan kali lipat angka tersebut. Sungguh sebuah bisnis yang bagus. Terlebih lagi, mereka telah memastikan Vitor Roque akan bertahan di klub sampai akhir kampanye terkini, ini jadi kabar sangat baik dengan Athletico masih terlibat persaingan di Copa Libertadores setelah finis sebagai runner-up tahun lalu. Satu-satunya penyesalan? Mungkin karena mereka tidak memasang nilai klausul rilis lebih tinggi lagi. Rating: A-

Bagi Barcelona: Rekrutan cermat untuk klub dengan keuangan seret. Situasi finansial Barcelona sudah banyak diketahui umum saat ini. Sudah ada sejumlah kemajuan untuk memperbaiki kerusakan dari era Josep Maria Bartomeu, tapi masih ada jalan panjang yang mesti ditempuh Barca sebelum bisa kembali mendatangkan superstar. Kendati demikian, ini adalah transfer yang oke, mengingat skuad Xavi amat membutuhkan pelapis Robert Lewandowski, yang mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan musim lalu, dan dalam diri Vitor Roque The Catalasn mendapatkan salah satu striker muda paling menjanjikan di dunia. Rating: A

Bagi Vitor Roque: Tantangan berat sekaligus menarik. Sudah cukup lama Vitor Roque digadang-gadang sebagai 'Ronaldo baru', bukan kejutan besar karena ia tipe penyerang cepat yang kebetulan juga merintis karier di Cruzeiro. Namun, saat ini levelnya belum sampai ke sana dan secara gaya mungkin ia lebih menyerupai Sergio Aguero. Kemampuannya untuk beradaptasi dengan kepindahan ke Barcelona di usia teramat belia (18 tahun) akan memainkan peran kunci dalam peluang suksesnya di Camp Nou, tapi tekanan sebagai pemain termahal Athletico terbukti tidak menghalangi perkembangannya sama sekali dan mungkin salah satu hal terbaik dari transfer ini adalah ia masih akan bertahan enam bulan lagi di Brasil sebelum mendapat kesempatan untuk belajar dari Lewandowski, salah satu striker terbaik di era modern. Rating: A+

10 Juli: Christian Pulisic (Chelsea Ke AC Milan, €20 Juta)

Bagi Chelsea: Kerugian besar di sisi investasi. Ingat, Chelsea merogoh kocek sedalam £58 juta untuk membeli Pulisic dari Borussia Dortmund pada 2019, tapi kombinasi cedera serta inkonsistensi performa membuat talenta Amerika Serikat ini tak pernah menjustifikasi banderol mewah tersebut. Konsekuensinya, Chelsea tak punya pilihan kecuali melego Pulisic dengan harga diskon. Pun demikian, tetap ada rasa frustrasi di kubu The Blues setelah Pulisic menolak bergabung dengan Lyon, yang menawarnya sedikit lebih mahal ketimbang AC Milan, karena ia telah menetapkan hatinya untuk berlabuh ke San Siro. Namun, paling tidak kepergian seorang pelapis bergaji tinggi cukup membantu melonggarkan tagihan Chelsea. Rating: C+

Bagi AC Milan: Suntikan berharga di waktu yang pas. Situasi di Milan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Pemecatan legenda klub Paolo Maldini disusul penjualan Sandro Tonali bikin fans murka, dan amarah mereka hanya dapat diredakan oleh perekrutan top yang berpotensi meningkatkan kekuatan skuad. Pulisic jelas masuk kategori itu. Dia mungkin bukan pemain level elite tapi, kecuali Rafael Leao, Pulisic secara kualitas lebih berbakat ketimbang winger/gelandang serang lain yang ada di Milan sekarang. Satu keprihatinan: mampukah dia tetap fit cukup lama untuk merealisasikan potensinya? Rating: B+

Bagi Pulisic: Transfer yang amat dibutuhkan. Sudah cukup jelas sejak lama bahwa Pulisic perlu meninggalkan Stamford Bridge, di mana ia tak pernah merebut posisi utama. Ia telah mengambil langkah bijak dengan memilih Milan. Terlepas dari segala permasalahan internal mereka, tak bisa dimungkiri Milan adalah klub yang lebih besar daripada Lyon dan membutuhkan rekrutan top seperti Pulisic. Fakta bahwa posisi ideal Pulisic dikuasai Leao hanya isu minor - karena eks Borussia Dortmund ini dapat garansi bermain. Bahkan boleh Jadi Pulisic akan diplot sebagai No 10 mengingat Charles De Ketelaere kemungkinan dilego menyusul musim debut mengecewakan di Serie A, sementara Brahim Diaz telah kembali ke Real Madrid. Dengan segala pertimbangan ini, San Siro bisa jadi panggung sempurna bagi Pulisic untuk membuktikan diri. Rating: A

9 Juli: Lucas Hernandez (Bayern Munich ke PSG, €50 juta)

Bagi Bayern: Satu komponen dari transaksi jual-beli genius klub. Bayern berhasil mendatangkan Kim Min-jae, pemain juara Serie A yang juga diminati Manchester United, dan secara efektif membiayai perekrutan bek Korea Selatan itu dengan melego salah satu pemain paling rentan cedera di jagat sepakbola. Die Roten memperkuat lini belakang dengan mengenyahkan titik terlemah mereka. Manuver brilian. Rating: A+

Bagi PSG: Perjudian masif. Kita tahu bahwa Lucas Hernandez adalah bek yang bagus dan serbabisa saat sepenuhnya fit - tapi kapan dia pernah benar-benar dalam kondisi prima?! Di usia 27 tahun, belum sekali pun Hernandez melakoni lebih dari 27 penampilan liga dalam semusim sepanjang kariernya sejauh ini. Ia hanya membukukan 84 laga sebagai starter dalam empat tahun di Munich. PSG terlihat lebih bijak dan hati-hati melangkah di bursa musim panas 2023 sejauh ini, tapi transfer ini berisiko tinggi. Mampu berperan sebagai bek tengah sekaligus bek sayap, Hernandez bisa saja jadi rekrutan sukses - dan semoga demikian. Tapi partisipasinya di Piala Dunia 2022 berakhir dengan air mata dan, sayangnya, transfer ini juga bisa berakhir getir. Rating: D

Bagi Hernandez: Keberuntungan tingkat tinggi. Hernandez patut bersyukur masih ada tim yang bersedia membayar mahal untuk servisnya, apa lagi tim tersebut berstatus kampiun Prancis. Ia tentunya senang menyambut kans kembali ke negara asalnya dan akan berharap akhirnya dapat mengatasi problem kebugaran yang selama ini menghantui kariernya. Jika itu yang terjadi, Hernandez bakal menunjukkan kenapa dulu Bayern bersedia mengangkutnya ke Munich dengan banderol mewah €80 juta. Rating: A

7 Juli: Manuel Ugarte (Sporting CP ke PSG, €60 juta)

Bagi Sporting CP: Klub Portugal mungkin merasa bahwa mereka bisa mendapatkan lebih banyak uang untuk pemain yang sangat diburu oleh Chelsea dan PSG. Kedua klub sangat ingin memenuhi klausul pembelian €60 juta dalam kontrak Ugarte dan, pada akhirnya, perburuan tanda tangannya ditentukan oleh besarnya gaji yang ditawarkan. Dalam dunia yang ideal, Sporting tentunya mau mempertahankan pemain Uruguay itu untuk satu musim lagi, mengingat mereka hanya finis keempat di Liga Primeira 2022/23, tetapi penjualannya setidaknya akan secara signifikan mengurangi pukulan finansial karena kehilangan sepakbola Liga Champions. Rating: A-

Bagi PSG: Bukan rekrutan superstar yang menguntungkan secara finansial, tetapi justru jenis pemain yang mereka butuhkan. Ugarte masih muda, lapar, dan berbakat. Dia mungkin tidak tampil untuk Uruguay di Piala Dunia 2022 tetapi, khususnya di level klub selama setahun terakhir, dia telah menunjukkan dirinya sebagai gelandang bertahan yang sangat menjanjikan. Dia tidak aktif maju ke depan tapi merupakan perebut bola yang fantastis dan memiliki keunggulan nyata. Dia benar-benar bisa berkembang menjadi kehadiran yang cukup mengintimidasi dan berpengaruh di susunan pemain PSG. Rating: B+

Bagi Ugarte: PSG jelas merupakan klub yang berantakan. Tidak diragukan lagi ada bahaya Ugarte menjadi korban dari kekacauan yang terus-menerus di Parc des Princes. Orang pasti bertanya-tanya apakah itu benar-benar tempat yang ideal bagi pemain muda untuk belajar bagaimana berperilaku di dalam dan di luar lapangan. Mari kita ingat juga bahwa identitas manajer PSG berikutnya belum diketahui, hanya menambah ketidakpastian seputar peluang sukses Ugarte. Namun, jelas ada peluang di sini baginya untuk mengunci tempat awal reguler dalam tim yang membutuhkan atributnya. Memang, kedatangannya mengisyaratkan perubahan arah yang sudah lama tertunda dalam hal prioritas klub di pasar transfer. Rating: B

6 Juli: Milan Skriniar (Inter Ke PSG, Gratis)

Bagi Inter: Bencana yang seharusnya bisa dihindari. Beppe Marotta punya reputasi mentereng sebagai juru transfer jempolan yang kerap merekrut pemain hebat secara cuma-cuma, tapi kali ini yang terjadi justru sebaliknya. Masa depan Skriniar mestinya diputuskan dua tahun lalu. Yakinkan si pemain untuk meneken kontrak baru atau langsung jual dengan harga mahal. Pada akhirnya, Inter menunggu terlalu lama dan dihukum karenanya, harus merelakan kepergian seorang bek tengah kelas dunia tanpa biaya sepeser pun. Meski opini para pendukung Inter terbelah oleh kabar bahwa Skriniar telah menandatangani kesepakatan prakontrak dengan PSG pada Januari lalu, secara umum mereka menerima keputusannya setelah berbicara langsung dengan pemain Slowakia tersebut. Wajar kalau fans kesal ia memilih hengkang, tapi mereka paham bahwa kepergian Skriniar sejatinya adalah kesalahan klub. Rating: F

Bagi PSG: Salah satu perekrutan terbaik yang pernah dibuat klub. Memang akan ada kekhawatiran perihal cedera punggung yang memaksa Skriniar melewatkan lima bulan terakhir musim lalu, tapi tim medis PSG pastinya telah mencermati ini, dan si pemain sendiri menegaskan kondisinya sudah kembali 100 persen, menggarisbawahi fakta bahwa ia baru melakoni laga-laga internasional bersama Slowakia tanpa kendala. Secara teori, Skriniar akan mampu langsung menjelma sebagai figur kunci di lini pertahanan tim asuhan Luis Enrique. Dia memiliki segala keunggulan yang dibutuhkan dari seorang bek tengah: berpostur tinggi-besar, kuat, bagus dalam penguasaan bola dan merupakan pemimpin sejati. Saat berada dalam kondisi prima, Skriniar adalah salah satu pemain terbaik di posisinya - dan PSG berhasil mendaratkannya dengan bebas transfer. Rating: A+

Bagi Skriniar: Keputusan sulit. Kelihatan jelas bahwa ia sangat bahagia di Milan, baik di dalam maupun luar lapangan. Sempat kesulitan beradaptasi dengan sistem tiga bek, Skriniar pada akhirnya dapat membuktikan diri sebagai salah satu pemain terbaik Inter dan salah satu karakter paling berpengaruh dalam skuad. Tak akan butuh waktu lama baginya untuk melakukan hal serupa di PSG, di mana kualitas Skriniar akan klop dengan Marquinhos. Mantan pemain Sampdoria ini mungkin kecewa dengan Inter, yang berusaha melepasnya musim panas tahun lalu ketika Skriniar justru ingin memperpanjang kontraknya di San Siro, tapi kenaikan bayaran signifikan dan kans untuk menjadi bagian proyek Luis Enrique di PSG seharusnya bisa membantu Skriniar melupakan enam bulan terakhir yang diakuinya "sulit". Rating: A

6 Juli: Marco Asensio (Real Madrid ke PSG, gratis)

Bagi Real Madrid: Ini mungkin bukan pukulan besar seperti Benzema meninggalkan Los Blancos, tetapi ini adalah sebuah kemunduran. Memang, dia bukan pemain reguler, tapi tidak mudah menemukan pemain dengan kualitas seperti Asensio yang mau menghabiskan begitu banyak waktu duduk di bangku cadangan. Madrid bahkan mengakui "sikap luar biasa" pemain Spanyol itu dalam surat perpisahan mereka. Madrid melakukan yang terbaik untuk mempertahankan pemain sayap itu - atau setidaknya membujuknya untuk menandatangani perpanjangan kontrak agar tidak kehilangan dia secara cuma-cuma. Pembicaraan telah berlangsung sejak Desember lalu, tetapi Asensio telah memutuskan untuk pergi mencari menit bermain reguler dan meninggalkan kekosongan yang signifikan di Bernabeu. Rating: D

Bagi Paris Saint-Germain: Transfer cerdas oleh Luis Campos. Transfer gratis tidak selalu gratis, hanya karena gaji yang terlibat. PSG tahu itu lebih baik dari kebanyakan klub, setelah "menyesal" soal transfer gratis Lionel Messi dan Gini Wijnaldum dalam beberapa musim terakhir. Namun, sementara Asensio telah diberi paket gaji yang layak - €10 juta per tahun yang dilaporkan - ini terlihat seperti langkah berisiko rendah yang dapat memberikan hasil yang bagus. Lagi pula, kita berbicara tentang seorang pemain yang mencetak 12 gol di setiap dua musim terakhirnya di Spanyol, meski pun bukan pemain reguler. Rating: B

Bagi Asensio: Berpotensi jadi titik balik dalam kariernya. Asensio dapat dengan mudah menerima tawaran Madrid dan menghabiskan sisa tahun-tahun puncaknya di Bernabeu, bermain hanya sesekali tetapi mendapatkan paket gaji yang layak dan mungkin beberapa medali pemenang lagi. Jadi, meski PSG bukanlah pilihan yang paling orisinal atau berani, dia setidaknya pantas mendapat pujian karena mencoba menguji dirinya sendiri di tempat lain. Namun, ada kekhawatiran yang jelas bahwa tergantung pada langkah lain yang dilakukan PSG di pasar musim panas ini, Asensio masih bisa menghangatkan bangku cadangan lagi musim depan. Rating: B+

6 Juli: Arda Guler (Fenerbahce Ke Real Madrid, €20 Juta)

Bagi Fenerbahce: Celaka karena klausul rilis murah! Talenta eksepsional Guler bukan satu-satunya alasan ia jadi rebutan klub-klub papan atas Eropa - faktanya ia dapat ditebus dengan mahar cuma €17,5 juta. Madrid kini telah mengamankan tanda tangannya setelah setuju membayar sedikit lebih mahal - dan memberikan Fenerbahce jatah 20 persen dari nilai penjualan si pemain di masa depan - namun tak bisa dimungkiri bahwa klub Super Lig itu tidak berpikir matang saat memasang buy-out clause yang sedemikian rendah. Rating: B

Bagi Real Madrid: Dua alasan transfer ini pantas dirayakan. Pertama, Madrid telah mendaratkan salah satu bakat paling menjanjikan di Eropa, wonderkid serbabisa yang - untuk ukuran pemain belia - sudah kenyang pengalaman di level klub maupun tim nasional. Kedua, El Real berhasil mengalahkan Barcelona dalam perebutan servis pemain berjulukan "Messi Turki". Guler mungkin tidak akan langsung menembus tim inti Carlo Ancelotti, tapi ia jelas memiliki potensi untuk mengikuti jejak Vinicius Junior dan Rodrygo dengan menjadi seorang pemain kunci untuk generasi baru tim Real Madrid. Rating: B+

Bagi Guler: Impian jadi kenyataan. Di usia baru 18 tahun, ia bergabung dengan klub tersukses dalam sejarah Liga Champions dan akan dikelilingi oleh deretan superstar. Bayangkan ilmu yang akan dipelajarinya dalam sesi latihan saja! Namun, pertanyaan mendasar yang kemudian muncul adalah seberapa banyak kesempatan bermain yang akan didapatkannya? Langkah logis - dan mungkin perlu - bagi Guler adalah dipinjamkan ke klub lain untuk melanjutkan progresnya. Jadi, kesabaran akan jadi kunci. Penting untuknya menghindari perasaan frustrasi kalau ia kekurangan menit bermain dan Guler harus mawas diri untuk menerima opsi pindah sementara dari Madrid. Rating: A

5 Juli: Mason Mount (Chelsea ke Manchester United, £60 juta)

Bagi Chelsea: Satu lagi surplus pemain yang berhasil dilepas. Mencengangkan bagaimana Mount semula mampu melejit tinggi tapi kemudian jadi sosok terpinggirkan di Chelsea. Pada satu titik, Mount tampak sangat menjanjikan sebagai bintang homegrown yang bakal jadi poros utama The Blues. Namun, musim lalu ia cuma mencetak tiga gol dan menghabiskan sebagian besar waktunya di bangku cadangan. Jadi, terlepas dari segala potensi yang dimiliki Mount sebagai pemain, penting bagi Chelsea untuk meraup imbal balik setinggi mungkin - ketimbang merelakannya gratis tahun depan - setelah menjadi jelas tenaganya tak lagi dibutuhkan. Dan Chelsea berhasil melakukan itu dengan menyepakati harga penjualan £60 juta. Rating: B+

Bagi Manchester United: Pilihan aneh. Mount mampu bermain dalam beragam peran berbeda di lini tengah dan serang, dan pemain serbabisa selalu berguna bagi skuad. Mount juga seorang pekerja keras, menjadikannya sosok yang disukai banyak pelatih. Tapi talentanya tidak eksepsional, dia bukan seorang game-changer, dan sepertinya bukan tipe pemain yang betul-betul dibutuhkan United saat ini. Meski tidak tergolong fantastis, harganya tidak murah dan jelas tidak masuk kategori value for money, apa lagi kalau melihat nilai yang dibayarkan Liverpool dan Tottenham, masing-masing untuk Alexis Mac Allister dan James Maddison. Rating: C

Bagi Mount: Kesempatan besar untuk mengembalikan kariernya ke trek tepat. Tidak hanya terpinggirkan dari kesebelasan inti Chelsea musim lalu, Mount juga kehilangan tempatnya di skuad Inggris. Maka, transfer ini bisa jadi langkah perubahan yang sangat dibutuhkannya. Menembus tim utama United bukan perkara mudah, terlebih di posisi favoritnya ada Bruno Fernandes yang merupakan gelandang serang pilihan utama di Old Trafford. Namun, menilik jumlah uang yang dikeluarkan, Erik ten Hag jelas memandang Mount dapat memberikan insentif berharga dalam skuadnya - kemungkinan sebagai No 8 - dan itulah yang terpenting saat ini. Rating: A

4 Juli: Roberto Firmino (Liverpool Ke Al-Ahli, Gratis)

Bagi Liverpool: Sedih melihat Firmino pergi, tapi ia meninggalkan segala kenangan manis. Meski Jurgen Klopp sejatinya ingin mempertahankan Firmino paling tidak setahun lagi, sang pelatih tak lagi bisa menjanjikan kesempatan sebagai starter. Di usia 31 tahun, stamina Firmino mungkin tak lagi sekuat dulu saat ia tak kenal lelah menerapkan tekanan pada pertahanan lawan tapi, sebagaimana ditunjukkan lewat torehan 13 gol pada musim terakhirnya yang banyak diganggu cedera di Anfield, striker Brasil ini masih sangat kontributif sebagai pemain rotasi. Ada pula sedikit penyesalan ia pergi sebagai agen bebas, mengingat Al-Ahli kemungkinan bersedia membayar lumayan mahal untuk Firmino, tren yang belakangan jamak dilakukan klub-klub Arab Saudi untuk pemain bernama besar yang usianya telah melewati kepala tiga. Realitanya, Liverpool kehilangan seorang legenda klub secara cuma-cuma. Rating: C

Bagi Al-Ahli: Transfer top lagi. Setelah memboyong kiper Senegal Edouard Mendy dari Chelsea, Al-Ahli kini berhasil merekrut satu lagi pemain juara Liga Champions dalam diri Firmino, yang berpeluang besar tampil gemilang di Arab Saudi. Sang penyerang tidak pernah terlalu mengandalkan kecepatan dalam permainannya, jadi usia tak akan jadi masalah, begitu pula fakta bahwa pressing-nya tak sehebat dulu, mengingat intensitas Pro League jauh di bawah Premier League. Firmino tidak pernah dikenal sebagai striker yang luar biasa tajam, karena peran utamanya adalah mengkreasi ruang dan gol untuk rekan-rekan setimnya, tapi kecerdasan dan bakat istimewanya bakal sangat berguna untuk Al-Ahli. Rating: A

Bagi Firmino: Langkah yang dapat dimaklumi untuk rehat dari kerasnya sepakbola level elite. Hanya segelintir sosok penyerang yang bekerja sekeras Firmino di lapangan - dan untuk waktu yang sangat lama. Maka dari itu, tidak mengherankan kalau ia setuju menerima paket finansial signifikan untuk turun beberapa level. Hanya saja, meski Firmino tak akan mendapat garansi bermain di sebuah tim top Eropa, tetap disayangkan rumor yang mengait-ngaitkannya dengan klub seperti Barcelona dan Inter tak berujung konkret, karena sesungguhnya ia masih lebih dari layak untuk melanjutkan karier di level tertinggi sedikit lebih lama lagi. Rating: B

3 Juli: Marcelo Brozovic (Inter Ke Al-Nassr, €18 Juta)

Bagi Inter: Pilihan sulit tapi perlu diambil. Brozovic dalam kondisi prima adalah salah satu penggawa terbaik Inter, seperti dibuktikannya di final Liga Champions melawan Manchester City di Istanbul. Tapi faktanya Inter tengah terlilit isu finansial dan klub memutuskan tawaran €18 juta untuk seorang gelandang 30 tahun yang dibayangi masalah cedera musim lalu terlalu bagus untuk ditolak. Dana tersebut kini bisa diinvestasikan kembali untuk merekrut pengganti yang lebih muda. Brozovic tentunya akan dirindukan - dia bukan hanya pemain hebat, tapi juga sosok yang sangat populer dengan fans dan rekan-rekan setimnya - tapi ini adalah penjualan yang logis sesuai kebutuhan Nerazzurri. Rating: B

Bagi Al-Nassr: Bukan transfer paling seksi secara nama - tapi tetap luar biasa signifikan. Dalam pengumuman di media sosial klub, Al-Nassr sesumbar bahwa mereka telah mendapatkan pemain yang diinginkan semua tim, dan meski tidak sepenuhnya benar, tak bisa disangkal bahwa beberapa klub elite Eropa menaruh minat pada bintang internasional Kroasia itu, termasuk Barcelona. Jadi, kesepakatan ini jauh lebih berarti bagi Al-Nassr 0 dan Saudi Pro League secara umum - ketimbang memboyong seorang superstar veteran sebagai agen bebas. Dalam diri Brozovic, Al-Nassr merekrut seorang pemain kelas dunia yang masih berada di puncak performa. Cristiano Ronaldo jelas akan sangat menyambut kedatangannya! Rating: A

Bagi Brozovic: Penurunan secara karier, tapi peningkatan pesat di sisi pendapatan. Cinta Brozovic untuk Inter tak usah diragukan. Dalam skenario ideal, ia pasti lebih memilih bertahan di Giuseppe Meazza. Tapi faktor ekonomi berkata lain. Jelas, preferensinya adalah bergabung dengan Barcelona, di mana ia akan menjadi suksesor fantastis untuk Sergio Busquets, tapi, sekali lagi, restriksi finansial membuat The Catalans mustahil menandingi tawaran Al-Nassr. Pada titik itu, Brozovic dan agen yang mewakilinya fokus menegosiasikan bayaran setinggi-tingginya dari Al-Nassr, dan mereka berhasil dalam hal itu setelah mencapai kesepakatan tiga tahun senilai €100 juta. Jadi, walau kepindahan ini disayangkan bagi karier Brozovic sebagai pemain, paling tidak banyak faktor plus untuk rekening tabungannya. Rating: C+

3 Juli: Sandro Tonali (AC Milan ke Newcastle, £60 juta)

Bagi Newcastle: Satu lagi perekrutan yang masuk akal dan cerdas sekaligus membuktikan Newcastle bukanlah "PSG Baru". Kalau bicara soal klub sultan yang finansialnya dibiayai negara Timur Tengah, strategi The Magpies untuk membangun skuad berbeda jauh dari Paris Saint-Germain, bahkan bisa dikatakan mereka justru antitesis dari PSG. Biaya pembelian Tonali memang terbilang besar, tapi ini adalah pemain internasional Italia berusia 23 tahun yang baru saja melakoni musim terbaik sepanjang kariernya sejauh ini. Gelandang serbabisa ini memainkan peran vital dalam perjalanan AC Milan menembus semi-final Liga Champions musim lalu. Ia memiliki bekal karakter dan kualitas untuk bersinar di bawah bimbingan manajer Eddie Howe. Rating: B+

Bagi AC Milan: Bencana besar - setidaknya dari perspektif fans. Tonali tumbuh sebagai pendukung setia Rossoneri dan, setelah sempat kesulitan pada awal kariernya di San Siro, ia berhasil mengukuhkan diri sebagai pemain terpenting mereka. Ya, bahkan lebih penting dari Rafael Leao, mengingat perannya dalam skuad Stefano Pioli. Jelas, pemilik Milan akan menjustifikasi transaksi ini dengan menunjukkan fakta bahwa mereka meraup profit besar dari seorang pemain yang ditebus seharga €27 juta dua tahun lalu - tapi kecuali bujet tersebut langsung diinvestasikan kembali ke dalam skuad, penjualan ini akan bikin fans murka. Karena dengan melego Tonali, RedBird Capital Partners praktis telah mencabut jantung tim - hanya beberapa pekan setelah mereka mencabut jantung klub dengan memecat Paolo Maldini sebagai direktur teknik. Rating: D-

Bagi Tonali: Sebuah transfer menarik di titik penting perjalanan kariernya. Menurut kabar, Tonali sebetulnya ogah meninggalkan Milan dan secara efektif didorong keluar oleh RedBird, dan itu jelas bukan pertanda baik. Namun, dia memperoleh kenaikan gaji signifikan dari kesepakatan ini dan semestinya antusias menghadapi tantangan baru menjajal atmosfer Premier League. Ini adalah kepindahan yang berpeluang mengangkat permainan Tonali ke level lebih tinggi, dan Italia juga mungkin mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang. Menyorot nilai transfernya, Tonali akan berada di bawah tekanan intens untuk langsung bersinar, tapi tidak sulit melihatnya bakal cepat nyetel bersama Bruno Guimaraes. Rating: B

2 Juli: Dominik Szoboszlai (RB Leipzig ke Liverpool, €70 juta)

Bagi RB Leipzig: Manis sekaligus pahit. Skuad bertalenta yang baru saja menjuarai DFB-Pokal dua tahun beruntun, juga menembus Liga Champions musim depan, dilucuti satu per satu, dengan Christopher Nkunku sudah lebih dulu hengkang menuju Chelsea dan Josko Gvardiol dalam bidikan Manchester City, Namun, pada akhirnya memang seperti inilah model bisnis Red Bull, dan sistem ini jelas bekerja untuk mereka. Leipzig melepas Szoboszlai - yang mereka tebus seharga hanya €20 juta dari sister club Red Bull Salzburg pada 2021 - dengan rekor penjualan termahal sepanjang sejarah klub, dan uang itu kemungkinan besar akan diinvestasikan kembali dengan baik. Bukan tanpa alasan Die Roten Bullen punya reputasi mengilap sebagai klub yang paham cara menemukan dan membina talenta muda. Rating: A

Bagi Liverpool: Satu lagi langkah penting untuk bangkit dan kembali meramaikan persaingan juara musim depan. Pada kampanye lalu jelas sekali bahwa The Reds membutuhkan perombakan besar-besaran di lini tengah, dan kini mereka telah melakukannya dengan mendatangkan dua tambahan berkualitas dengan biaya yang kurang lebih setara satu Jude Bellingham. Setelah merekrut Alexis Mac Allister dari Brighton, Liverpool menebus klausul pelepasan Szoboszlai, gelandang berkelas dan serbabisa yang baru berusia 22 tahun. Banderol Szoboszlai jelas tidak murah dan Liverpool pernah kecele sebelumnya setelah merogoh kocek dalam untuk pemain tengah RB Leipzig (Naby Keita adalah salah satu pembelian paling mengecewakan sepanjang sejarah klub), tapi dalam diri Szoboszlai The Reds kini mendapatkan seorang gelandang yang cakap mengumpan, mendribel, menembak - dan sekaligus bertenaga kuda. Secara teori, pemain Hongaria ini sempurna untuk gaya sepakbola berintensitas tinggi ala Jurgen Klopp. Rating: A-

Bagi Szoboszlai: Kesempatan luar biasa untuk berkembang menjadi salah satu gelandang serang kelas dunia. Tekanan besar akan berada di pundak Szoboszlai untuk menjustifikasi transfer mahalnya ke Anfield. Tapi sepanjang kariernya sejauh ini pemuda 22 tahun itu terbukti selalu bisa menjawab tantangan untuk naik level, baik itu bersama klub maupun negaranya. Eks pelatih Salzburg Jesse Marsch selalu mengatakan Szoboszlai sama berbakatnya dengan Erling Haaland. Kita akan melihat apakah perkataannya itu tepat. Rating: A+

28 Juni: James Maddison (Leicester City ke Tottenham, £40 juta)

Bagi Leicester: Perpisahan menyedihkan, tapi ini sebuah kesepakatan yang ditangani dengan baik. Leicester mengambil keputusan tepat dengan mempertahankan Maddison pada Januari lalu, tapi degradasi membuat penjualannya tak terelakkan sekaligus perlu di bursa kali ini. The Foxes jelas ingin merampungkan transaksi ini secepat mungkin, kelihatannya sama sekali tidak tertarik memicu perang harga antara Tottenham dan Newcastle yang bisa berlarut-larut hingga berminggu-minggu. Mereka memasang tuntutan harga yang masuk akal dan tidak mengejutkan kalau nominal tersebut langsung dipenuhi, membuat Leicester bisa segera berfokus melakukan restrukturisasi skuad untuk menghadapi musim depan. Sejatinya Leicester bisa saja meminta biaya lebih besar lagi dari Tottenham, tapi mereka telah bertindak tepat untuk si pemain, dan pada saat bersamaan bertindak tepat untuk diri mereka sendiri. Rating: B+

Bagi Tottenham: Perekrutan yang sangat cerdas. Kalau kita pertimbangkan Chelsea meminta £60 juta untuk Mason Mount, Tottenham telah merampungkan pembelian yang istimewa dengan memboyong Maddison seharga £40 juta. Pemain internasional Inggris biasanya tidak semurah itu, meskipun nilai tawar Leicester mungkin berkurang setelah terdegradasi. Maddison punya reputasi lebih ketimbang Mount, mengingat dia termasuk salah satu gelandang serang elite di Premier League dalam lima tahun terakhir. Bahkan saat Leicester kepayahan dan akhirnya harus terdegradasi musim lalu, Maddison tetap mampu membukukan sepuluh gol plus sembilan assist. Di atas kertas, ia merupakan rekrutan brilian untuk tim Spurs yang memang membutuhkan pemain No 10 jempolan - dan semestinya bakal jadi transfer yang lebih baik ketimbang Mount. Rating: A

Bagi Maddison: Sebuah kesempatan untuk meningkatkan permainannya ke level lebih tinggi. Kalaupun Leicester tidak turun kasta, musim panas ini bakal tetap terasa sebagai waktu yang tepat bagi Maddison untuk hengkang, karena sudah lama terlihat bahwa ia memiliki talenta untuk memperkuat salah satu klub "Big Six" Inggris. Musim lalu Tottenham sekali lagi tampil di bawah ekspektasi dan Maddison tentunya akan kecewa kalau Harry Kane ternyata angkat kaki justru setelah ia datang. Tapi, terlepas dari segala kekurangan mereka, The Lilywhites tetaplah klub elite dan bisa jadi tempat yang pas untuk Maddison memenuhi potensi besarnya. Menarik membayangkan bagaimana Maddison kemungkinan besar akan sangat menikmati permainannya di bawah komando Ange Postecoglou, sosok pelatih yang dikenal kerap memberikan kebebasan untuk pemain-pemain kreatif semasa menukangi Celtic. Rating: A-

28 Juni: Kai Havertz (Chelsea ke Arsenal, £65 juta)

Bagi Chelsea: Bonus tak terduga. Sangat mengejutkan Arsenal bersedia merogoh dana mencapai £65 juta untuk seorang penyerang dengan rekor 19 gol dalam 91 penampilan Premier League, dan ini, di lain pihak, menjadi transaksi istimewa untuk tim negosiator di kubu Chelsea yang selama ini kerap dinilai payah. Havertz memang telah mencetak gol-gol kemenangan penting untuk The Blues, di antaranya di final Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub, tapi secara keseluruhan tiga musim kariernya di Stamford Bridge masuk kategori mengecewakan. Kendati demikian, kini Chelsea praktis telah berhasil mendapatkan kembali uang mereka dari seorang pemain yang tak akan dirindukan - sungguh luar biasa. Rating: A+

Bagi Arsenal: Perjudian besar yang seakan muncul tiba-tiba. Sempat beredar spekulasi bahwa Real Madrid mungkin membangkitkan kembali minat mereka pada Havertz usai ditinggal Karim Benzema, dan walaupun mengagetkan, paling tidak kabar tersebut masuk akal karena Carlo Ancelotti kini memiliki lubang menganga dalam timnya yang perlu ditambal. Tapi kenapa Arsenal menginginkan Havertz? Di mana dia akan bermain? Apakah dia benar-benar lebih baik dari deretan penyerang The Gunners saat ini, termasuk Leandro Trossard? Apakah mereka rela membayar £65 juta untuk penghangat bangku cadangan? Faktanya, Havertz tidak hanya kesulitan di Chelsea; ia juga melempem bersama timnas Jerman. Kesepakatan ini sangat membingungkan dari sudut pandang Arsenal, mengingat mereka sejatinya mempunyai prioritas lain yang jauh lebih mendesak saat ini, salah satunya adalah segera mengamankan deal untuk Declan Rice. Kecuali Havertz dapat menemukan kembali performa yang sempat menjadikannya salah satu prospek terpanas Eropa di Bayer Leverkusen, transfer ini sangat berisiko jadi pemborosan besar-besaran. Rating: D

Bagi Havertz: Kesempatan emas untuk me-restart kariernya. Sulit melihatnya melenggang mudah menembus kesebelasan inti polesan Arteta, tetapi kita tahu bahwa Havertz berbakat. Ada alasan mengapa dia terus menarik minat klub-klub papan atas seperti Madrid dan Bayern Munich meskipun performanya di London Barat mengecewakan. Ingat, Lothar Matthaus pernah membanding-bandingkannya dengan Zinedine Zidane dan memprediksi Havertz akan memenangi Ballon d'Or. Jadi, jelas potensi itu ada. Namun, tak boleh ada lagi alasan bagi Havertz untuk tidak tampil maksimal mengingat biaya transfernya yang besar. Arsenal telah menanamkan investasi yang signifikan pada Havertz, yang akan berada di bawah tekanan kuat untuk berperforma sejak hari pertama di Emirates. Dia harus mampu menjawab tantangan itu. Produk akhir berupa gol serta assist-nya harus ditingkatkan. Kalau tidak, sulit untuk melihatnya bakal mendapatkan kesempatan lain lagi di klub top. Rating: A-

27 Juni: Mateo Kovacic (Chelsea ke Manchester City, £25 juta)

Bagi Chelsea: Kesepakatan yang masuk akal. Kovacic adalah pemain favorit fans berkat etos kerjanya yang sangat mengesankan dan beberapa momen tak terlupakan selama masa baktinya di Stamford Bridge, terutama gol melawan Liverpool pada Januari 2022. Namun, bahkan suporter terdepan sekalipun akan mengakui bahwa Kovacic tidak pernah mempersembahkan performa kelas dunia secara konsisten - fakta yang, mesti diakui, jadi rangkuman pas perjalanan kariernya sejauh ini. Pada akhirnya, dia kini berumur 29 tahun, hanya memiliki sisa satu musim dalam kontraknya dan meski angkanya tidak besar, penjualan Kovacic akan sedikit membantu Chelsea meredakan kekhawatiran terkait Financial Fair Play (FFP). Rating: B

Bagi Manchester City: Perekrutan yang cukup cerdik. Kovacic tentunya tidak cukup bagus untuk langsung mematenkan posisi reguler di skuad bertabur bintang pimpinan Pep Guardiola - distribusi bolanya kadang-kadang payah, dan kontribusinya relatif kecil saat menyerang - tapi dia merupakan pilihan yang mumpuni untuk jadi pemain rotasi. Gelandang Kroasia ini memiliki perpaduan yang tepat antara teknik dan kegigihan untuk menunaikan tugasnya di lini tengah City dan pastinya akan senang bermain dalam tim yang jauh lebih kuat daripada klub yang dia tinggalkan. Rating: B+

Bagi Kovacic: Transfer ini pasti terasa seperti menang lotere untuk seorang pemain yang gagal memenuhi hype yang dihasilkannya setelah mendobrak ke dalam tim Dinamo Zagreb di usia remaja. Saat itu banyak yang mengira "Next Zvonimir Boban" telah muncul dan sang legenda sendiri mengatakan Kovacic berpeluang memiliki karier yang lebih baik darinya. Sayang, Kovacic belum juga mendekati level tersebut. Waktu berseragam Inter, sepertinya tidak ada yang bisa menemukan apa posisi terbaiknya, dan cerita yang sama terulang di Real Madrid. Sebagaimana telah disebutkan, dari waktu ke waktu Kovacic memproduksi performa impresif di Chelsea, tapi tidak cukup konsisten untuk dikatakan ia layak bergabung ke tim treble winners City. Kepindahan ini ibarat Natal yang datang lebih awal bagi Kovacic. Ia mungkin tidak turun rutin setiap pekan, tetapi kans bermainnya kemungkinan akan lebih banyak ketimbang Kalvin Phillips dan hampir pasti ia akan menambah koleksi trofinya. Rating: A

26 Juni: Ilkay Gundogan (Manchester City ke Barcelona, gratis)

Bagi Manchester City: Hari sedih. Dalam diri Ilkay Gundogan, City kehilangan seorang legenda dan gelandang serbabisa yang berkali-kali membuktikan diri sebagai big-game player. Seperti ditegaskan Kyle Walker, pada pengujung tujuh tahun periodenya di Etihad, Gundogan telah membangun reputasi untuk bertransformasi menjadi "(Zinedine) Zidane pada masa prima di bulan-bulan terakhir" setiap musimnya. City telah berupaya keras untuk membujuk pemain internasional Jerman itu agar bertahan semusim lagi, dengan opsi tambahan satu tahun, tapi tawaran Barca menggaransikan kontrak dua tahun, disertai peningkatan gaji, terbukti terlalu menggiurkan untuk ditolak. Memang City telah mengangkut Mateo Kovacic untuk menambah kekuatan di lini tengah mereka, tapi level gelandang Kroasia itu jelas masih jauh di bawah Gundogan. Rating: C

Bagi Barcelona: Rekrutan fantastis. Gundogan akan genap berusia 33 tahun Oktober nanti tapi, seperti yang ditunjukkannya dalam pencapaian treble City musim lalu, ia tetap pemain kelas dunia, sosok yang tak kenal lelah di lapangan dan selalu jadi ancaman bagi pertahanan musuh. Menyusul kepergian Sergio Busquets dari Barca, segudang pengalaman yang dimiliki Gundogan juga akan sangat berguna untuk tim Xavi Hernandez. Ada sejumlah kekhawatiran mengenai kecocokan Gundogan untuk bermain dalam sistem berlian di lini tengah ala Xavi, tapi eks Borussia Dortmund itu justru telah teruji sebagai salah satu pemain yang paling mampu beradaptasi dalam sepakbola modern - dan Barca mendapatkannya secara cuma-cuma. Rating: B+

Bagi Gundogan: Langkah sempurna untuk memungkas kariernya di level tertinggi. Jelas bahwa Gundogan telah tergoda oleh Barcelona selama beberapa waktu, dan alasannya mudah dipahami. Terlepas dari segala masalah ekonomi yang dihadapi The Catalans dalam beberapa tahun terakhir, Camp Nou tetap jadi salah satu panggung terbesar di dunia sepakbola. Gundogan pastinya akan menikmati momen bermain dengan Pedri dkk. - di posisi mana pun dia dimainkan. Ia juga berhasil mendapatkan keinginannya berupa kontrak dua tahun bernilai besar dengan opsi musim ketiga dan pada saat bersamaan meninggalkan City dengan kenangan terindah. Oleh karenanya, kepindahan ini sungguh manis bagi Gundogan. Rating: A+

25 Juni: Kalidou Koulibaly (Chelsea ke Al-Hilal, £20 juta)

Bagi Chelsea: Satu lagi langkah signifikan untuk menyusutkan skuad sekaligus pengeluaran gaji. Sekilas, menelan kerugian £13 juta pada pemain yang baru bergabung tahun lalu adalah sebuah pukulan telak, tapi Chelsea sesungguhnya telah merampungkan kesepakatan yang cukup baik, mengantongi £20 juta untuk seorang bek sentral 32 tahun yang tampil jeblok musim lalu. Dalam hal ini, mencuatnya Arab Saudi sebagai salah satu pemain mayor di bursa transfer kali ini ibarat anugerah untuk klub yang memang perlu mendepak bintang-bintang veteran bergaji tinggi. Rating: A-

Bagi Al-Hilal: Pembelian bintang berprofil tinggi kedua dalam rentang sepekan, menyusul kedatangan Ruben Neves dari Wolves. Transfer ini masih kalah impresif dari akuisisi Neves yang justru baru memasuki usia prima dalam kariernya. Tapi, saat fit dan berada di puncak performa, Koulibaly adalah salah satu bek paling dominan di dunia sepakbola. Jelas tidak sulit membayangkannya bakal mematikan penyerang-penyerang lawan di Arab Saudi. Rating: B

Bagi Koulibaly: Bukti kejatuhan spektakulernya dalam beberapa tahun terakhir. Koulibaly meninggalkan Napoli sebagai legenda klub tahun lalu dan saat itu digadang-gadang sebagai salah satu pemain belakang terbaik dunia. Namun, dengan kepindahan ini, tampak jelas bahwa pemain Senegal ini hanya akan dikenang sebagai seorang bek hebat di Italia dan negara kelahirannya. Sangat disayangkan mengingat potensi besar yang dimilikinya. Koulibaly sekokoh batu karang saat berada di puncak performanya, tapi agaknya ia sedikit terlambat untuk pindah menguji diri di Inggris. Yang bikin miris, ia memilih waktu yang salah untuk meninggalkan Napoli, yang justru sukses merengkuh Scudetto selepas kepergiannya. Biar bagaimanapun, satu hal yang pasti, Koulibaly bakal mengeruk pundi-pundi melimpah di Arab Saudi... Rating: D

23 Juni: Ruben Neves (Wolves ke Al-Hilal, £47 juta)

Bagi Wolves: Suntikan besar untuk membantu menyeimbangkan neraca keuangan. Sudah cukup jelas selama beberapa waktu bahwa Wolves siap melego Neves dengan harga yang tepat. Masalahnya, meski selalu ada minat pada jasa sang gelandang, hal itu tidak pernah terwujud menjadi tawaran konkret. Mengingat kebutuhan mereka untuk menanggulangi beberapa masalah dengan Financial Fair Play (FFP), Wolves dengan senang hati menerima tawaran menggiurkan dari Al-Hilal. Sekarang, yang jadi pertanyaan kunci adalah berapa persen dari biaya transfer tersebut yang bisa diinvestasikan pelatih Julen Lopetegui ke dalam skuadnya. Menarik juga untuk melihat apakah Matheus Nunes akan mengikuti jejak Neves angkat kaki dari Molineux. Kehilangan dua gelandang berkualitas jelas akan jadi pukulan telak untuk Wolves, tetapi, saat ini, sulit untuk tidak menilai penjualan Neves seharga £47 juta sebagai kesepakatan yang sangat baik untuk klub yang kondisi finansialnya sangat memprihatinkan. Rating: A+

Bagi Al-Hilal: Rekrutan istimewa. Finis di peringkat ketiga Saudi Pro League musim lalu, Al-Hilal telah menyaksikan bagaimana dua tim di atas mereka menggemparkan bursa transfer dalam enam bulan terakhir, dengan kepindahan Cristiano Ronaldo ke Al-Nassr pada Januari dan musim panas ini Al-Ittihad sukses memboyong duo Prancis Karim Benzema dan N'Golo Kante. Kelas Neves memang masih di bawah ketiga nama besar tersebut, tetapi kedatangannya tetap bermakna signifikan karena usianya baru 26. Di atas kertas, puncak permainan Neves masih terbentang di hadapannya, dan kini ia siap menampilkannya di Arab Saudi. Rating: A

Bagi Neves: Di permukaan, keputusan mengherankan oleh seorang pemain yang mendekati masa jayanya. Memang dia akan mengantongi banyak uang dengan berkarier di Riyadh. Tapi ini adalah orang yang baru saja mengutarakan ambisinya untuk bermain di Liga Champions kurang dari sebulan lalu: "Saya dan keluarga saya senang di sini, tetapi dalam sepakbola Anda harus mengikuti target-target utama Anda." Saat itu, bermain di Pro League sepertinya bukan salah satu target utama Neves. Jadi, apa yang berubah? Jelas, finansial jadi salah satu faktor terbesar, tetapi Neves mungkin juga menyadari bahwa impiannya pindah ke Barcelona tidak akan terjadi, pastinya tidak musim panas ini, dan bahwa tidak ada tim elite Eropa lainnya yang bersedia memenuhi permintaan harga Wolves. Memang sudah lama ada persepsi bahwa Neves adalah pemain bagus, tapi bukan pemain hebat. Dan transfer ini mengindikasikan bahwa mungkin dia telah menerima anggapan itu sekarang, sehingga memudahkannya untuk menyetujui tawaran yang praktis akan menjadikannya "Oscar versi Pro League". Oscar, seperti diketahui, secara sensasional meninggalkan Chelsea pada umur 25 untuk bergabung dengan Shanghai Port di masa booming Liga Super Tiongkok enam tahun lalu. Rating: F

20 Juni: N'Golo Kante (Chelsea ke Al-Ittihad, gratis)

Bagi Chelsea: Keputusan sulit. Saat fit, N'Golo Kante adalah perebut bola yang lugas, pelindung lini belakang terbaik, dan memiliki kekuatan ofensif mumpuni meski tampaknya kerap diremehkan. Masalahnya, sudah beberapa tahun terakhir ini ia dihinggapi kendala fisik, sehingga musim lalu Kante hanya tampil tujuh kali di Premier League. Dalam hal ini, kepergiannya bukanlah kemunduran besar bagi Chelsea karena penurunan pemain 32 tahun ini sudah terlihat jelas. Namun, faktanya The Blues ingin mempertahankan Kante. Bahkan baru-baru ini di bulan Februari, mereka mengira kesepakatan perpanjangan kontrak sudah dekat. Pada akhirnya mereka justru harus kehilangan sang gelandang secara cuma-cuma. Ini selalu menyakitkan. Rating: C

Bagi Al-Ittihad: Satu lagi rekrutan yang menarik perhatian. Hanya beberapa hari setelah mengumumkan transfer sensasional Karim Benzema yang mengejutkan hampir semua orang, termasuk pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti, klub yang baru saja merebut trofi juara Saudi Pro League ini kembali memboyong bintang fantastis asal Prancis yang, setidaknya di atas kertas, seharusnya dapat menambah kualitas, kedinamisan, dan pengalaman di lini tengah mereka. Namun, ada pula tanda tanya yang mengiringi transfer ini. Apakah Kante benar-benar layak digaji - menurut laporan - €100 juta per musim, mengingat masalah cedera yang kerap menghantuinya? Dia mungkin karakter ramah yang disukai banyak orang, tetapi dia bukan sosok impian sponsor, jadi tak heran kalau muncul pertanyaan seberapa besar imbal balik yang sebenarnya akan didapat Al-Ittihad dari Kante jika dia tidak cukup fit untuk tampil reguler. Rating: B

Bagi Kante: Transaksi masif pada momen yang justru memprihatinkan dalam kariernya. Kante jelas sudah berkocek tebal, tapi pada dasarnya pemain Prancis ini memastikan baik dirinya maupun keluarganya tidak perlu lagi mengkhawatirkan soal uang setelah menyepakati kontrak mewah yang dilaporkan mencakup kesepakatan komersial dan portofolio investasi. Namun, kepindahan ini praktis mengonfirmasi apa yang kita semua takutkan dalam segelintir laga saat Kante bisa bermain musim lalu - bahwa ia sudah habis di level tertinggi. Rating: B-

20 Juni: Christopher Nkunku (RB Leipzig ke Chelsea, £53 juta)

Bagi RB Leipzig: Satu lagi bukti dari kecerdikan strategi transfer mereka. Nkunku dibeli Leipzig dari Paris Saint-Germain empat tahun silam dengan biaya hanya €13 juta, dan kini mereka menjualnya seharga hampir lima kali lipat nominal tersebut. Tentu yang jadi masalah untuk Leipzig sekarang adalah bagaimana menggantikan seorang pemain yang piawai mencetak sekaligus mengkreasi gol, tapi dalam dekade terakhir ini justru Die Roten Bullen telah membuktikan bahwa mereka paham cara menemukan dan membina talenta muda. Nkunku hanya cerita sukses terbaru mereka dalam aspek tersebut. Rating: A

Bagi Chelsea: Akhirnya, transaksi yang cukup baik oleh The Blues. Sebelumnya para pemilik baru Chelsea dengan cepat mendapat reputasi sebagai operator terburuk bursa transfer di dunia sepakbola, membayar kemahalan untuk satu demi satu pemain dalam salah satu aktivitas pembelanjaan terbesar - dan paling sembrono - sepanjang sejarah. Kendati tak ada yang tahu pasti bagaimana sepak terjang Nkunku nantinya di Stamford Bridge, segala indikasi yang ada dalam transfer ini menjurus ke arah positif. Memang, dia sempat dihantui masalah cedera musim lalu, selain itu Nkunku juga masih tanpa gol dalam sepuluh penampilannya untuk timnas Prancis. Dan meski £53 juta adalah jumlah yang besar, itu bukan banderol yang buruk untuk ukuran Pemain Terbaik Bundesliga 2021/22, dan pencetak gol terbanyak musim lalu - bersama Niclas Fullkrug. Kita sederhanakan saja begini: Todd Boehly cs. sudah sering sekali membayar ketinggian untuk kualitas lebih rendah dalam setahun terakhir ini. Rating: A-

Bagi Nkunku: Nkunku jelas ingin menguji diri dalam liga yang diyakininya terberat di dunia - ini sudah ditegaskannya pada komentar pertamanya sebagai pemain baru Chelsea - dan ia punya modal kekuatan dan kecepatan untuk berjaya di Inggris. Tapi apakah Chelsea klub yang tepat untuknya? Terlalu dini untuk menjawab itu, mengingat mereka tengah dalam fase buram saat ini. Pengangkatan Mauricio Pochettino sebagai juru taktik terasa seperti sebuah langkah tepat dan klub tentunya berharap ia akan meningkatkan permainan Nkunku ke level yang lebih tinggi, sebagaimana yang telah dilakukannya dengan pemain seperti Christian Eriksen dan Son Heung-min di Tottenham. Namun, masih belum sepenuhnya jelas di posisi mana si serbabisa Nkunku akan ditempatkan. Jadi, meski banyak hal positif terpancar dari transfer ini mengingat Chelsea memang sangat membutuhkan sosok pencetak gol andal, masih harus dinanti apakah potensi kelas dunia Nkunku akan terwujudkan di London Barat. Rating: B

14 Juni: Jude Bellingham (Borussia Dortmund ke Real Madrid, €103 juta)

Bagi Borussia Dortmund: Bagus - tapi bukan yang terbaik. Dortmund jelas mendapatkan uang yang layak mereka dapatkan dari penjualan Bellingham, yang bergabung dari Birmingham City tiga tahun lalu seharga €30 juta dan berkembang menjadi pemimpin tim yang seharusnya memenangkan Bundesliga musim ini. Dalam hal itu, mereka melakukannya dengan baik untuk mempertahankan remaja itu selama ini, mengingat minat yang kuat pada jasanya musim panas lalu. Namun, sementara Dortmund telah menghasilkan keuntungan besar pada pemain internasional Inggris itu, perasaannya adalah bahwa gelandang paling diburu itu bisa saja bernilai lebih dari €103 juta, terutama ketika dibandingkan dengan Benfica yang mendapat € 120m dari Chelsea untuk Enzo Fernandez di bulan Januari. Rating: B+

Bagi Real Madrid: Los Blancos jelas merupakan operator pasar transfer yang jauh lebih baik daripada Chelsea (siapa yang tidak, mengatakan begitu?) tetapi mereka melakukannya dengan baik di sini untuk menyetujui kesepakatan dengan Dortmund yang, paling banyak, akan meningkat menjadi €130 juta. Itu terasa seperti bisnis yang layak dalam iklim ekonomi saat ini, dengan rata-rata pemain memiliki banderol €100 juta. Tidak ada hal yang pasti dalam sepakbola, tetapi Bellingham telah bersinar di Liga Champions sebelum membuktikan dirinya sebagai superstar dengan penampilannya di Piala Dunia 2022. Dengan demikian, dia memiliki setiap peluang untuk menjadi andalan di starting line-up Madrid untuk dekade berikutnya bersama sesama pemain muda Federico Valverde, Eduardo Camavinga dan Aurelien Tchouameni. Jika dia moncer, maka harganya akan terlihat seperti relatif mudah bagi Madrid, yang jangan dilupakan, sudah berjuang keras untuk mendapatkan tanda tangan Bellingham. Rating: A

Bagi Bellingham: Peningkatan yang signifikan. Juara Piala Eropa empat belas kali Madrid menawarkan panggung paling bergengsi untuk tampil di sepakbola dunia, tetapi juga yang penuh tuntutan. Cristiano Ronaldo, Sergio Ramos dan Zinedine Zidane semuanya pernah dicemooh oleh suporter di Bernabeu. Bellingham, kemudian, akan berada di bawah pengawasan ketat di Spanyol dan akan berada di bawah tekanan untuk membenarkan label harganya, sementara pada saat yang sama bersaing untuk mendapatkan tempat awal dalam tim dalam transisi dengan beberapa rekan terkenal, termasuk Toni Kroos dan Luka Modric. Menggusur salah satu dari dua legenda hidup itu tidak mudah - tanyakan saja pada Tchouameni! Tapi, untuk semua bakatnya yang tidak diragukan lagi, Bellingham bisa menyesali langkah ini - setidaknya pada awalnya - mengingat dia sebenarnya bisa dijamin menjadi starter di Liverpool. Rating: B+

8 Juni: Alexis Mac Allister (Brighton ke Liverpool, £35 juta)

Bagi Brighton: Jelas akan ada tingkat kesedihan tertentu di antara para pendukung Brighton bahwa salah satu pemain kunci yang membantu tim finis keenam secara sensasional di Liga Primer akan pergi. Dan Mac Allister tidak mungkin menjadi satu-satunya kepergian dengan nama besar pada musim panas ini, seperti yang dikeluhkan pelatih Roberto De Zerbi. Namun, inilah yang dilakukan Brighton: menghasilkan keuntungan besar dari pembelian murah. Ini adalah model bisnis yang mengamankan tiket lolos ke Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Mengganti pencetak gol terbanyak mereka untuk 2022/23 tidak akan mudah - tetapi jika ada yang bisa melakukannya, itu adalah Brighton dan tim transfer mereka yang luar biasa. Rating: B

Bagi Liverpool: Dorongan yang sangat tepat waktu setelah gagal merayu Jude Bellingham. Alasan utama di balik terpuruknya The Reds musim ini sudah lama terlihat jelas: lini tengah yang menua. Tim Jurgen Klopp sangat membutuhkan peremajaan dan, di Mac Allister, Liverpool telah mendapatkan gelandang berusia 24 tahun yang rajin, inovatif, dan serbaguna - dan dengan biaya yang masuk akal juga. Ketakutannya adalah bahwa Brighton mungkin meminta harga sangat mahal, tapi jika akhirnya Liverpool membayar sekitar £50 juta yang dilaporkan untuk Mac Allister - membuatnya kurang dari setengah dari harga mahal rekan setimnya yang memenangkan Piala Dunia, Enzo Fernandez - ini bisa membuktikan bisnis yang sangat baik oleh The Reds. Rating: A+

Bagi Mac Allister: Ini terasa seperti langkah sempurna pada waktu yang tepat. Dia meningkat secara eksponensial selama beberapa musim terakhir, yang berpuncak pada dia memainkan peran penting dalam kampanye kemenangan negaranya di Qatar 2022. Jelas ada lebih banyak lagi yang akan datang dari Mac Allister saat dia mendekati tahun-tahun puncak kariernya, dan meski pun dia mungkin akan lebih suka bergabung dengan tim yang main di Liga Champions, bos barunya di Anfield mampu membawa permainan sang gelandang ke level yang lebih tinggi lagi. Ini juga membantu ketika jalan sudah jelas bagi pemain baru untuk langsung masuk ke starting line-up! Rating: A+

7 Juni: Lionel Messi (PSG ke Inter Miami, gratis)

Bagi PSG: Pukulan besar. Namun, pada akhirnya, PSG telah menempatkan diri mereka dalam posisi berbahaya sehubungan dengan peraturan Financial Fair Play dengan memberikan begitu banyak uang untuk gaji tiga penyerang superstar. Salah satunya memang harus pergi musim panas ini dan tidak mungkin PSG melepaskan Kylian Mbappe, landasan dari seluruh proyek mereka, sementara mereka masih belum dapat menemukan pembeli untuk Neymar. Dalam hal ini, kepergian Messi tidak dapat dihindari dan yang luar biasa adalah, para penggemar senang melihat GOAT pergi, mengingat dia datang untuk mewakili semua yang mereka benci tentang klub mereka. Jadi, setidaknya dia keluar dari tagihan gaji klub, yang berarti PSG tidak diragukan lagi dapat membelanjakan dana yang mereka hemat. Rating: C

Bagi Inter Miami: Transfer terbaik abad ini! Inter Miami tidak memiliki tim yang bagus. Mereka saat ini terbawah di Wilayah Timur MLS. Juga bukan klub yang dikelola dengan baik. Phil Neville diizinkan untuk melatih tim selama lebih dari dua tahun. Itu memberi tahu Anda semua yang perlu Anda ketahui tentang David Beckham dan sesama pemiliknya. Namun mereka masih berhasil melakukan transfer terbesar dalam sejarah MLS - meskipun ada persaingan ketat untuk mendapatkan jasanya dari Arab Saudi. Apakah Messi masih berada di puncak kekuatannya? Tentu saja tidak. Tapi dia tetap seorang pesepakbola yang hebat, seperti yang dia buktikan dengan menginspirasi Argentina untuk meraih puncak kejayaan di Piala Dunia 2022 tujuh bulan lalu. Kehadirannya tak hanya akan mengubah wajah Miami tapi juga MLS. Rating: A+

Bagi Messi: Langkah yang cukup cerdik. Jelas, dia bisa mendapatkan lebih banyak uang dengan pindah ke Arab Saudi, tetapi dia masih mendapatkan gaji yang cukup besar untuk dirinya sendiri selama beberapa tahun ke depan. Harapannya adalah Messi akan mendapat kesempatan lagi kembali ke Liga Champions. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa dia sangat ingin memenangkan gelar kelima - tetapi itu jelas tidak benar. Terbukti, satu-satunya tujuan kariernya yang tersisa adalah menjadi kapten negaranya di Piala Dunia 2026, yang akan digelar di AS, Meksiko, dan Kanada. Bergabung dengan Miami memberi Messi peluang bagus untuk mewujudkan impian itu, mengingat MLS jauh lebih tidak menuntut, secara fisik, daripada 10 liga Top Eropa mana pun, dan dia akan merasa betah di Amerika Serikat pada saat turnamen bergulir. Rating: B

6 Juni: Karim Benzema (Real Madrid ke Al-Ittihad, gratis)

Bagi Real Madrid: Jelas bencana. Madrid telah mengakui bahwa Benzema berhak untuk pergi dengan caranya sendiri setelah 14 tahun mengabdi sebagai bintang, tetapi, seperti yang diakui oleh pelatih Carlo Ancelotti, klub akan kelimpungan dengan waktu kepergian sang penyerang Prancis. Real sangat mengharapkan Benzema untuk menandatangani perpanjangan satu tahun, sehingga memberi mereka banyak waktu untuk menemukan pemain No.9 yang baru. Dia malah merusak rencana itu, membuat Florentino Perez harus berpikir keras. Madrid telah kehilangan seorang legenda tanpa alasan dan mendatangkan pengganti dengan harga kurang dari €100 juta hampir mustahil. Rating: F

Bagi Al-Ittihad: Transfer terbesar dalam sejarah klub. Beberapa nama terkenal telah bermain untuk tim Saudi selama bertahun-tahun, termasuk Roberto Donadoni dan Bebeto, tetapi di sini kita berbicara tentang pemegang Ballon d'Or saat ini. Ini, kemudian, adalah kesepakatan proporsi bersejarah untuk Al-Ittihad, yang akan menarik perhatian klub yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dari perspektif murni olahraga, ini bisa dibilang lebih besar dari Cristiano Ronaldo yang bergabung dengan Al-Nassr, mengingat Benzema jelas masih memiliki banyak hal untuk ditawarkan di level tertinggi, seperti yang dibuktikannya dengan 31 gol di semua kompetisi selama musim 2022/23. Dia akan menambahkan dimensi yang sama sekali baru ke tim yang baru saja meraih kemenangan gelar Liga Pro pertama mereka dalam 15 tahun. Sungguh, kudeta yang luar biasa bagi Al-Ittihad! Rating: A+

Bagi Benzema: Yah, itu sangat tergantung pada bagaimana Anda melihat transfer ini. Secara finansial, ini jelas merupakan kesepakatan yang luar biasa bagi Benzema. Dia akan mendapatkan banyak uang dengan menghabiskan dua tahun di Arab Saudi. Namun, pada level olahraga, ini adalah penurunan kualitas yang serius. Tapi apakah Benzema peduli? Jelas tidak. Dan itu bisa dimengerti sampai tingkat tertentu. Dia sudah memenangkan semuanya di level klub dan, setelah mengakhiri karier internasionalnya, jelas tidak ada hal lain yang memotivasi dia pada tahap karirnya selain uang - yang sekarang akan dia hasilkan dengan jumlah yang fantastis. Tetap saja, orang tidak bisa tidak bertanya-tanya apakah dia akan menyesal secara efektif memasuki pensiun dini. Lagi pula, Ronaldo menghasilkan jutaan di Arab Saudi tetapi dia tidak terlihat terlalu bahagia sekarang, kan? Rating: B+

No comments:

Post a Comment