berita bola - Setelah bakatnya tersia-siakan di Real Madrid, James Rodriguez bak terlahir kembali dengan membuat gebrakan instan di Everton.
Liga baru, tantangan baru, atmosfer baru, sekali lagi James Rodriguez harus merasakan segala hal yang baru dalam petualangan kariernya. Tapi kali ini, publik sepakbola bisa melihat sang bintang Kolombia yang jauh berbeda.
Dalam rentang satu dekade, attacker berusia 29 tahun itu telah lima kali gonta-ganti seragam klub, dengan segala drama dan pasang-surut yang dialaminya.
Ketika gebrakan remaja 19 tahun dari Porto mencuri perhatian sepakbola Eropa, AS Monaco langsung bergerak cepat untuk mengamankan tanda tangannya di musim 2013/14.
Semusim di klub kerajaan, bertabur penghargaan langsung menghampirinya di pengujung musim, mulai dari didapuk sebagai pemain terbaik Monaco, pemberi assist terbanyak di Ligue 1, juga masuk dalam kesebelasan terbaik liga Prancis musim 2013/14.
Musim panas 2014 jadi puncak keemasannya ketika dia menjadi topskor Piala Dunia tahun itu dengan sumbangsih enam gol kendati laju Kolombia terhenti di perempat-final, termasuk keberhasilannya mengklaim FIFA Puskas Award untuk gol terbaik di tahun itu.
Torehan-torehan menawan di atas mengantarkannya berlabuh di Real Madrid dengan biaya transfer yang dirahasiakan, tapi konon menurut berbagai laporan mencapai £63 juta - transfer termahal ketiga dalam sejarah Real Madrid kala itu. Nahas, di ibu kota Spanyol, mimpi buruk James dimulai.
Dalam tiga musim perdananya membela Los Blancos, James sebetulnya tampil lumayan, namun ketidakcocokan pelatih Zinedine Zidane dengan permainan anak didiknya itu, ditambah berbagai problem cedera dan sulitnya mencapai kebugaran maksimal membuat sang pemain tersisih. Kendati di kampanye 2016/17 dia mengukir 11 gol dan 13 assist, James gagal meyakinkan Zidane dan akhirnya sang attacker rikues agar dipinjamkan ke klub lain demi mendapat jam terbang secara reguler.
Bayern Munich tertarik menampung James sebagai pemain pinjaman di musim berikutnya. Selama dua tahun mengabdi untuk The Bavarian, dia jadi bagian tak terpisahkan dari keberhasilan tim meraih titel Bundesliga dua musim beruntun. Namun peran James tak begitu menonjol sehingga FC Hollywood memutuskan untuk tidak mengambil opsi transfer permanen dari Madrid. Meski begitu, pelatih Bayern saat itu, Carlo Ancelotti, paham anak didiknya ini sebetulnya punya kualitas top ketika dia dalam kondisi fit.
Musim lalu, dia pulang ke Santiago Bernabeu dan mimpi buruk James berlanjut. Secara total, dia hanya membuat delapan penampilan liga dan mencetak satu gol sepanjang periode 2019/20. Zidane sudah tutup pintu bagi James, tapi Ancelotti mencermati situasinya dan percaya sang pemain perlu bermain di klub tanpa tekanan dan tuntutan.
September lalu Ancelotti, yang sekarang menjalani musim kedua bersama Everton, memutuskan untuk membawa James ke Goodison Park dengan kesepakatan transfer yang belakangan diklaim gratis, dengan dia diikat kontrak dua musim plus opsi perpanjangan di musim ketiga kelak.
Di Merseyside, James bak menemukan kehidupannya kembali. Dia revans. Magisnya kembali tampak sebagaimana enam tahun lalu.
No comments:
Post a Comment