Monday, May 15, 2023

Ada Apa Dengan Mario Balotelli? Di Mana & Apa Yang Terjadi Padanya Sekarang?


 berita bola - Satu dekade yang lalu pemain Italia itu tampaknya ditakdirkan untuk menjadi superstar sepakbola, tapi sekarang perjalanan kariernya tidak jelas.

Tetap menjadi salah satu foto paling ikonik dalam sejarah olahraga. Mario Balotelli, tanpa ekspresi, bertelanjang dada, mengepalkan tangannya, menunjukkan otot-otot tubuhnya - sebuah gesture angkuh. Balotelli sendiri bahkan menugaskan seorang seniman untuk mengabadikan momen tersebut dengan patung seukuran dirinya.

Sejujurnya, ia bukan satu-satunya yang terpikat dengan pose ikoniknya tersebut. FIFA menambahkan gesture angkuhnya saat di Euro 2012 itu ke edisi video game mereka yang berikutnya, sementara Subbuteomembangun patung edisi khusus.

Saat itu, semua orang terpesona oleh 'Super Mario'. Ia membintangi halaman depan majalah Time, menyusul jejak nama-nama tenar Italia termasuk Luciano Pavoretti, Silvio Berlusconi, Sophia Loren dan Giorgio Armani.

'Saya akan selamanya bermain untuk tim nasional Italia'

Balotelli masih muda, berkulit hitam, berbakat, dan sama sekali tidak takut untuk mengungkapkan pikirannya.

Kemunculannya di Euro terasa seperti momen penting dalam perjuangan Italia menghadapi isu rasisme. Sebagai putra imigran Ghana yang dibesarkan oleh pasangan dari Brescia, ia tidak hanya memiliki potensi untuk menjadi superstar sepakbola, ia juga memiliki potensi untuk menjadi salah satu olahragawan paling berpengaruh di generasinya.

Anak-anak dari berbagai warna kulit ingin menjadi seperti Balotelli. Rambut mohawknya yang khas adalah potongan rambut yang paling banyak ditiru di Italia pada tahun 2012, sementara kehadirannya di tim nasional memicu perdebatan yang sudah lama tidak pernah dibahas tentang identitas nasional timnas mereka.

"Saya orang Italia," kata Balotelli setelah mendapat kewarganegaraan setelah berusia 18 tahun, meski sebenarnya terlambat. "Saya merasa sebagai orang Italia. Dan saya akan selamanya bermain untuk tim nasional Italia."

Namun, satu dekade kemudian, Balotelli dipandang sebagai hal yang memalukan karena perilakunya yang 'buruk', menggambarkan bagaimana kariernya yang runtuh.

'Saya pikir episodenya sudah ditutup'

Ia baru berusia 32 tahun, tapi ia belum pernah lagi bermain untuk negaranya sejak 2018 - yang mengejutkan karena dua alasan. Pertama, Italia sebenarnya kesulitan memiliki striker bagus. Kedua, pelatih Italia saat ini sebenarnya adalah orang yang pernah bisa memaksimalkan potensi Balotelli.

Tetapi ketika Roberto Mancini baru-baru ini ditanya tentang memanggil kembali bocah bengal yang hilang dari radar itu, ia menjawab: "Saya pikir episodenya sudah ditutup."

Dan, orang-orang bisa memahami mengapa bos Azzurri itu tidak lagi ingin berurusan dengan Balotelli. Sang striker telah diberi lebih dari cukup kesempatan untuk membuktikan dirinya selama satu dekade terakhir, dan berkali-kali, ia mengecewakan.

Total delapan klub sudah dibelanya selama sembilan tahun terakhir, dan hanya di Nice, selama dua musim di bawah Lucien Favre antara 2016 dan 2018, ia benar-benar terlihat seperti mengembalikan kariernya ke jalur yang benar.

'Kami mengharapkan lebih dari Mario'

Namun, yang menyebalkan adalah potensinya masih terlihat.

Baru setahun yang lalu, selama bermain untuk tim Super Lig Turki, Adana Dermirspor, sebuah video viral di dunia maya menampilkan bagaimana ia mencetak gol fantastis dari sebuah tembakan rabona setelah melakukan gocekan menawan.

Itu adalah satu dari lima gol yang dicetak Balotelli di pertandingan yang sama. Namun waktunya di Turki berakhir prematur dan sudah bisa diprediksi, dengan Balotelli dicoret dari tim karena berselisih dengan pelatih Vincenzo Montella, yang harus menahan diri untuk tidak berkonfrontasi dengan rekan senegaranya.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa kami berharap lebih dari Mario," kata Montella, menggemakan sentimen yang diungkapkan oleh banyak pelatih dalam perjalanan karier Balotelli.

"Ada hal-hal yang bisa terjadi di akhir pertandingan. Mungkin adrenalin membuat Anda mengatakan hal-hal tertentu. Tapi, bagi saya, ia sudah selesai di sini."

'Pilihan gaya hidup' yang buruk

Kariernya bisa juga tamat di Sion dalam waktu dekat. Tentu bukan pertanda baik untuk masa depan ketika penggemar klub Anda sendiri membakar jersey Anda di tribune stadion karena dianggap kurang berkomitmen.

Balotelli baru pindah ke Swiss pada bulan Agustus, tepat setelah perselisihannya dengan Montella, tetapi 18 penampilan hanya menghasilkan enam gol, dan tidak melakukan apa pun untuk menentang pandangan luas bahwa hati Balotelli sudah tidak fokus lagi di sepakbola.

Bahkan ketika dia pertama kali tiba, sang mengatakan bahwa bergabung dengan Sion adalah "pilihan gaya hidup" - jadi melihat ia dituntun keluar dari kelab malam di Lausanne tak lama setelah ia bergabung jelas menunjukkan bahwa saat ini fokusnya hanya untuk bersenang-senang di luar lapangan.

Balotelli bukan orang bodoh. Ia sangat sadar bahwa ia bukanlah orang yang mudah ditangani. Ia tahu bahwa ia membuat banyak kesalahan. Ia masih sangat menyesal membuang jerseynya di hadapan fans Inter di San Siro pada tahun 2010.

"Saya akui itu merusak segalanya dan saya salah," katanya baru-baru ini kepada podcast Muschio Selvaggio. "Tapi saya berusia 19 tahun. Saya tidak mengerti mengapa stadion mencemooh saya karena kehilangan bola beberapa kali dan saya pulang ke rumah dengan air mata malam itu."

'Sorotan selalu tertuju pada saya'

Kritikan bisa saja dimentahkan, tapi mengapa selalu ditujukan padanya? Mengapa Balotelli selalu menjadi pusat kontroversi. Ia beranggapan bahwa itu disebabkan oleh warna kulitnya.

"Sorotan selalu tertuju pada saya," katanya. "Selain dari karakter saya sendiri dan label sebagai anak ajaib saat remaja, saya pikir status sebagai pemain kulit hitam pertama di skuad Italia juga membuat orang selalu membicarakan tentang apa yang saya lakukan di luar lapangan. Saya melihat yang lain melakukan beberapa hal, dan itu jika saya..."

Tidak dapat disangkal bahwa Balotelli telah diperlakukan berbeda sepanjang kariernya, dan efek buruk dari rasisme yang tak henti-hentinya dialaminya masih sering diabaikan.

Seperti yang pernah ditulisnya di Instagram; "Saya bukan robot, bukan epidemi atau bahkan idiot. Sering kali saya tidak membalas, untuk menghindari masalah dan ketegangan yang tidak perlu, tetapi saya mendengar dan melihat semuanya dan itu menumpuk dan saya muak juga."

'Senang dengan jalan yang telah saya tempuh'

Namun, Balotelli juga mengakui bahwa terlalu sering selama kariernya ia cuma mengerahkan "20 persen dari kemampuannya".

Mantan agennya, Mino Raiola berulang kali mengatakan kepadanya bahwa dirinya yang malas dan kurang disiplin adalah alasan mengapa "Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo memiliki begitu banyak trofi Ballon d'Or."

Mendiang Raiola jelas terkenal dengan hiperbolanya, tetapi pada tahun 2012, Balotelli benar-benar terlihat seperti ia bisa menjadi salah satu pemain terbaik di dunia. Ia memang sebagus itu, namun sayangnya semuanya tidak berjalan sesuai skenario.

Ia menegaskan bahwa ketika pensiun nanti, ia akan mengatakan bahwa "senang dengan jalan yang ditempuhnya", dan bersikeras bahwa ia masih bisa bermain untuk "empat tahun lagi di level yang bagus" - tetapi harapan banyak orang untuk bisa melihatnya memaksimalkan potensi telah lama memudar.

Ia tetap menjadi sosok yang mempesona, tentu saja, ia menjalani kehidupan yang tidak biasa. Tapi pria paling menarik di dunia? Tidak lagi. Mungkin bisa dibilang ia adalah salah satu kisah tentang seorang pemain yang sangat terkenal karena tidak bisa memenuhi potensinya.

No comments:

Post a Comment