Wednesday, January 11, 2023

Bakat €126 Juta Terbuang Sia-Sia: Bagaimana Bintang Baru Chelsea Joao Felix Terbelenggu Kegelapan Atletico Madrid


 berita bola - Joao Felix seharusnya menjadi bintang besar dunia, namun taktik membosankan serta keretakan dengan Simeone membelenggu sinarnya.

"Cristiano Ronaldo baru." Begitulah julukan yang tersemat pada diri Joao Felix saat ia direkrut Atletico Madrid pada musim panas 2019. Saat itu masih 19 tahun, dan dibeli dengan harga yang tak masuk akal buat seorang pemain yang masih remaja, youngster Benfica tersebut sudah disanding-sandingkan dengan salah satu legenda terbesar sepakbola.

Sebuah perbandingan yang 'maksa' dan malas. Dan ketika Ronaldo hadir untuk menonton Felix di Derby de Lisboa (derbi Lisabon antara Benfica vs Sporting), lengkap sudah narasi perbandingannya.

Namun, nyaris empat tahun kemudian, bintang remaja tersebut dipinjamkan ke Chelsea dengan harga di bawah £10 juta, dengan semua bakat-bakat yang tak terpenuhi. Menyebut masa bakti Felix di Madrid sebagai roller-coaster rasanya kurang pas, mungkin lebih cocok disebut hysteria-nya Dufan yang terjun bebas itu.

Tapi, situasi malang ini bukannya tak bisa diprediksi. Jujur saja, Felix tidak pernah cocok-cocok amat untuk Rojiblancos, dan hubungannya yang meretak dengan sang manajer legendaris Diego Simeone sudah menjadi rahasia umum. Tak heran jika kiprahnya di Spanyol sungguh menyedihkan.

Saat Felix direkrut, ada dua narasi yang beredar. Yang pertama adalah bahwa ini titik balik untuk Atletico. Simeone finis 11 poin di bawah Barcelona di La Liga di musim sebelumnya, dan tersingkir dari Liga Champions di babak 16 besar. Mungkin sudah saatnya menyambut era baru, dengan perombakan filosofi Totalidade, dengan Felix di tengah pusarannya.

Baca Juga Permainan Game Slot Online

Namun masih ada sudut pandang kedua: Felix adalah pemborosan konyol dan lose-lose situation mengingat sistem Atleti yang terlalu kaku dan bertahan tak akan bisa memaksimalkan sang youngster. Ditambah pemain bintang mereka Antoine Griezmann 'OTW' membelot ke Barcelona, Felix remaja mengemban tekanan dan beban terlalu besar untuk mengisi lubang yang ditinggalkan penyerang Prancis tersebut.

Benar saja, Felix terseok-seok, babak belur di musim pertamanya di Wanda Metropolitano. Ia bahkan mengalami cedera hanya setelah sembilan laga pertama, di mana ia cuma mampu mencatatkan dua gol dan satu assist di La Liga.

Akhir November, ia kembali tepat waktu untuk melakoni dua laga Básico: bentrok kontra Juventus dan Barcelona. Felix tak terpilih sebagai starter melawan Juve, dan gagal mengonversi peluang emas menghadapi Barca - laga yang berakhir dengan kekalahan tipis 1-0.

Lalu, atoarda hubungan yang retak dengan sang manajer menyeruak. Simeone mengkritik pemain mahalnya itu di depan publik pada Januari 2020, mempertanyakan komitmennya. "Tak cukup cuma bakat, Anda juga harus punya komitmen," sindirnya. "Ketika seorang pemain sadar mengapa ia bermain untuk Atletico, barulah segalanya bisa berjalan sebagaimana mestinya."

Api boato tersebut semakin disiram bensin dalam wujud rasa kurang percaya Simeone. Memang, sih, pelatih Argentina itu terkenal sering menarik keluar penyerangnya demi mempertahankan keunggulan, tapi tak bisa dijadikan alasan Felix cuma menyelesaikan delapan 90 menit penuh sepanjang musim debutnya.

Lalu hinaan paling menyakitkan terjadi: Felix dicadangkan di laga perempat-final Liga Champions, di mana Atletico ditumbangkan RB Leipzig - ia hanya bisa menonton pertandingan terpenting musim itu dari pinggir lapangan.

Di akhir musim, ia cuma mengemas sembilan kontribusi gol untuk klub dan negara, 17 lebih sedikit dari musim sebelumnya.

Seorang pemain muda yang kurang percaya diri dan diperparah oleh seorang pelatih yang tak sudi melenturkan prinsipnya untuk mengakomodasi bakat kelas wahid. Soído transfer pun berputar deras, Manchester United dilaporkan ingin menampung Felix.

Rekan satu timnya di Portugal, Joao Mario, juga malah tambah bikin ribut, dengan berkata bahwa seharusnya Felix menolak Atletico sejak awal, dan hijrah ke tim yang menomorsatukan penguasaan globo yakni Barcelona, yang juga meminati jasanya.

Tapi Felix memilih untuk menegaskan komitmennya kepada Atleti sebelum musim 2020/21 bergulir, dengan berkata kepada Benfica TV: "Kerasama kami sangat baik dan itu hal yang positif."

Simeone mengubah pendekatnnya di tahun berikutnya, dan Felix meledak. Dia diberi kebebasan lebih untuk menyerang, dipercayai memimpin serangan Atletico, dan menciptakan duo mematikan bersama bintang baru Luis Suarez. Ia mencetak lima gol dan dua assist di tujuh laga La Liga pertama musim itu, plus dua kontribusi tambahan di Liga Champions.

Bahkan sang manajer pun melunak kepada sang tuan muda: "Jika ia terus menunjukkan komitmen, kecepatan, dan pengambilan keputusan seperti hari ini, maka ia akan terus berkembang," kata Simeone setelah Felix mencetak brace dalam kemenangan 3-2 kontra Salzburg di Oktober 2020.

Tapi situasi berubah runyam di tahun baru. Felix ditimpa kesialan demi kesialan, positif Covid-19 sebelum cedera otot. Ia memang masuk papan skor saat kembali, tapi merayakannya dengan gestur "sst" yang jamak dispekulasikan sebagai responsnya terhadap hubungannya dengan Simeone yang memang kurang baik-baik.

Sepekan kemudian, dia dicadangkan di derbi Madrid melawna Real, mungkin reaksi atas perayaannya itu, dan cuma ditunjuk sebagai starter dua kali di 11 laga terakhir Atletico.

Sejak saat itu, pola yang sama kembali mengikuti.

Felix sesekali unjuk kegemilangan bakatnya: diving header ke gawang Manchester United, brace melawan Real Betis dan Alavez. Berbagai gocekan maut nan indah, seolah pemain yang dulu digadang-gadang sebagai penopang masa depan Portugal itu telah kembali mekar.

Tapi tak jarang pula tampil anonim bak hantu siang bolong, sebelum dicadangkan untuk waktu yang lama sembari sang manajer mengkritiknya habis-habisan.

Maka semakin jelas bahwa pintu keluar Wanda Metropolitano bisa menjadi jalan yang terbaik. Simeone dan CEO Atletico Miguel Angel Gil Marin sama-sama mengakui bahwa ganti pemandangan mungkin akan menjadi hal bagus untuk Felix. Dan setelah Felix menjadi bintang Portugal kala membantai Swiss 6-1 di Piala Dunia, potensi yang terlupakan dari salah satu bakat muda terbaik dunia itu kembali muncul ke permukaan.

Dan sekarang? Chelsea. Felix akan cocok atau tidak tak ada yang tahu pasti. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa pasukan Graham Potter tak memiliki striker yang bisa diandalkan untuk menjadi partner dan bayangan Felix, dan ia tiba di Stamford Bridge saat tim sedang ambyar-ambyarnya.

Namun tetap saja, seperti yang diungkapkan mantan pemandu bakat Benfica Jean-Claude Abeddou kepada Sky Sports di 2019, Felix "mampu menciptakan magi di lapangan hijau."

Dan meski maginya ditelan kegelapan Atletico, cahaya sang anak ajaib tersebut mungkin bisa bersemi di London barat.

No comments:

Post a Comment