Sunday, June 25, 2023

Menimbang Kelayakan Xabi Alonso Gantikan Carlo Ancelotti Di Real Madrid


 berita bola - Dalam satu tahun lagi, Xabi digadang-gadang jadi pelatih berikutnya Real Madrid. Tapi, bagaimana kecocokan sistem dia dengan Ancelotti?

Ada beberapa perubahan di skuad Real Madrid di musim panas ini. Fran Garcia, Brahim Diaz, Jude Bellingham dan Joselu, semua masuk ke dalam skuad Carlo Ancelotti jelang musim baru, dengan nama-nama senior macam Karim Benzema, Marco Asensio, Eden Hazard dan Mariano Diaz angkat kaki.

Sementara dari sisi tim perombakan sedang berlangsung, tampaknya di balik layar akan ada pula perubahan menyusul klaim yang menyebut Carlo Ancelotti bakal segera diresmikan sebagai pelatih timnas Brasil.

Namun, Ancelotti diharapkan menghabiskan sisa kontraknya di Madrid terlebih dahulu sebelum hengkang ke Amerika Selatan di pengujung musim depan.

Ini akan membuat Florentino Perez punya banyak waktu untuk mengidentifikasi pengganti Ancelotti dan siapa pun yang nantinya bergabung, dia memiliki tugas berat untuk diemban.

Perez telah menyusun daftar sementara tiga nama untuk menjadi suksesor Ancelotti. Sang mantan Zinedine Zidane dan Jose Mourinho, serta pelatih muda potensial Xabi Alonso.

Dua nama pertama tentu tak asing dengan dinamika yang mereka hadapi di kursi manajerial Madrid dan keduanya pun terbilang sukses. Namun, menurut MD, Xabi jadi kandidat yang lebih menggugah buat Perez.

Debut Leverkusen impresif untuk pelatih nirpengalaman

Kebetulan, kontrak Xabi dengan Leverkusen berakhir pada akhir musim depan, yang memungkinkan Madrid mendapatkan tanda tangannya secara cuma-cuma.

Namun, itu bukan alasan utama mengapa Perez sangat berhasrat memiliki Xabi. Juru taktik 41 tahun itu mengambilalih Leverkusen pada awal musim 2022/23 - peran manajerial pertamanya di level senior.

Tak perlu waktu lama, Xabi langsung mendemonstrasikan bakatnya dengan apik bersama klub Bundesliga Jerman itu. Di musim debutnya, dia membawa Leverkusen finis di tempat keenam dan menjadi semi-finalis liga Europa.

Untuk pelatih nirpengalaman, debut semacam itu terilang impresif dan Madrid sepertinya memahami betul, Xabi punya sederet talenta yang bisa ditawarkan ke tim.

Sistem permainan Xabi sefrekuensi dengan Ancelotti

Di Leverkusen, Xabi memainkan sistem 3-4-3, dengan tujuan mendorong para wingback dia untuk maju ke depan mendukung trisula tim, sementara untuk membentuk basis pertahanan yang tangguh, dua gelandang jangkar akan memainkan peran penting dalam skemanya.

Ancelotti saat ini menerapkan 4-3-3 di Real Madrid, sehingga ini tidak terlalu kontras dengan gaya Xabi apabila nama terakhir memutuskan untuk tetap melanjutkan pakem 3-4-3 di Los Blancos ketika dia ditakdirkan jadi pelatih berikutnya klub ibu kota Spanyol.

Dengan sistem itu, Xabi akan mendorong pivot untuk masuk dalam skema tiga bek, sembari memberi para wingback [Fran Garcia/Ferland Mendy dan Dani Carvajal] kebebasan lebih banyak untuk merangsek ke depan.

Madrid memiliki segala yang dibutuhkan dalam diri para beknya untuk bermain dalam skema tiga defender, dengan nama-nama seperti Eder Militao dan David Alaba yang sangat kapabel bermain keluar dari sentral pertahanan, mengapit Antonio Rudiger.

Meski begitu, dengan menumpuknya kualitas di lini tengah, apalagi ketambahan figur sekaliber Jude Bellingham, Xabi harus pintar-pintar berputar otak menyatukan mereka dalam skema empat pemain di lini kedua.

Masa orientasi satu tahun dari sekarang

Aman dikatakan, Xabi mungkin akan mengubah sistemnya jika dia mengambil job di Madrid, dan dia harusnya mendapatkan kesempatan itu bila melihat progres kerja hebat dia bersama Leverkusen.

Tentu saja akan ada argumen penunjukan Xabi untuk Madrid dirasa terlalu dini, akan tetapi dalam rentang satu tahun, harusnya dia sudah dalam keadaan yang jauh lebih matang.

Pengalaman semusim lagi di klub ambisius Eropa sekelas Leverkusen bisa membuat Xabi siap lahir batin untuk pekerjaan yang lebih besar bersama Madrid.

Jika dia mendapatkan posisi di Santiago Bernabeu, itu jelas akan jadi perekrutan yang menarik, dibanding reuni dengan Zidane atau Mourinho.

No comments:

Post a Comment