Tuesday, August 11, 2020

Dulu Jadon Sancho, Sekarang Eric Garcia: Mengapa Bintang Muda Manchester City Enggan Bermain Untuk Pep Guardiola?

berita bola - City akan kehilangan bintang muda lainnya setelah pemain internasional Spanyol U-21 tersebut menolak perpanjangan kontrak baru.

Peran Phil Foden dalam membantu Manchester City lolos ke babak perempat-final Liga Champions 2019/20 menjadi sebuah dorongan untuk sistem akademi klub.

Bergabung sejak usia enam tahun, Foden meniti karier di berbagai kelompok umur sebelum mendapatkan posisi starter dalam kemenangan 2-1 melawan Real Madrid di leg kedua babak 16 besar, dan itu merupakan salah satu malam paling signifikan dalam sejarah klub di Eropa.

Dengan efek lockdown yang membuat banyak pemain terkuras tenaganya, beberapa bakat muda City seperti Taylor Harwood-Bellis, Tommy Doyle dan Cole Palmer kemudian dipromosikan untuk meramaikan bangku cadangan di Etihad Stadium.


Itu merupakan persentase pemain muda yang tergolong besar bagi sebuah klub yang telah berinvestasi besar-besaran untuk membangun skuad utama yang diharapkan bisa melaju hingga final di Lisbon.

Di samping itu, ada kasus lain yang sedang bergulir.

Pemain muda Eric Garcia sejatinya punya peluang untuk bermain sejak awal melawan Los Blancos seandainya ia tidak ‘berbuat ulah’ beberapa hari sebelum pertandingan, namun ia justru mengatakan tidak akan meneken perpanjangan kontrak. Kepulangan ke klub masa kecilnya yakni Barcelona sekarang mengemuka.

Sementara itu, bakat Spanyol lainnya yang pernah berada dalam akademi klub, Brahim Diaz, duduk di bangku cadangan tim tamu setelah pergi dari Etihad Stadium 18 bulan lalu.

Jadon Sancho, contoh lain yang pernah memperkuat akademi City, sekarang tengah dikaitkan dengan kepulangan ke Manchester untuk merapat ke klub tetangga di angka 120 juta euro, namun sampai saat ini klub berjuluk Setan Merah itu belum menyanggupi permintaan Borussia Dortmund.

Ini menghadirkan tren yang mengkhawatirkan soal sejumlah bakat muda yang muncul dari akademi namun enggan bermain untuk tim utama City, dengan Foden menjadi pengecualian.

Sebagai suporter City garis keras, Foden memilih bersabar untuk menunggu kesempatannya. Namun setelah mencuri perhatian di tempat latihan dan mengerahkan segalanya dalam 74 penampilan - beberapa di antaranya sebagai cameo - ia lantas dipercaya jadi starter di pertandingan terbesar musim ini untuk tim arahan Pep.

Manajer asal Catalunya itu tidak begitu saja memberi pemainnya kesempatan bermain - mereka harus menunjukkan kepantasannya dan bahwa mereka lebih baik dari kompetitor lain di tim.

Foden bisa saja pergi mencari klub baru jika dia mau - entah itu permanen atau secara pinjaman - tapi niatnya untuk menjadi legenda membuat dia memperjuangkan mimpi di City.

Sejumlah pemain mengambil langkah berbeda - dengan beberapanya berhasil dan ada yang tidak - dan tidak ada jaminan bahwa pergi ke tempat lain bisa membuka jalan sukses.

Tentu saja Sancho tidak punya penyesalan untuk membuat keputusan berani dengan pergi dari City, sekalipun kepindahannya waktu itu terbilang cepat. Pemain internasional Inggris itu hengkang karena merasa siap untuk menjadi pemain utama dan tidak mau menunggu terlalu lama hanya untuk unjuk kemampuan.

Ketika sang winger ditinggalkan dari skuad pramusim ke Amerika Serikat pada musim panas 2017, dia mengutarakan rasa tidak senangnya dengan melewatkan sejumlah sesi latihan di Manchester.

Sancho pada akhirnya dijual di angka 9 juta euro saja - dengan tambahan 15 persen jika dia dijual kembali ke United setelah tampil mengesankan di Bundesliga.

Kesuksesan Sancho itu mengawali rentetan kepergian sederet bakat City ke Jerman - dengan berbagai macam hasil. Pemain internasional Wales Rabbi Matondo sekarang mulai menembus tim utama bersama Schalke 04, namun yang lain kurang mampu melakukannya.

Adapun keputusan Brahim untuk pergi juga didasari permintaannya untuk mendapatkan lebih banyak menit bermain, tapi alasannya memilih Madrid patut dipertanyakan.

Satu setengah tahun setelah transfernya di angka 17 juta euro ke Santiago Bernabeu, pemuda 21 tahun itu hanya bermain selama 10 jam bersama raksasa Spanyol tersebut dan tampak jauh untuk menjadi andalan tim utama, padahal dia tinggal selangkah lagi untuk mendapatkannya di Etihad.

Garcia merupakan sosok terkini yang ingin pergi dan kasusnya ini mungkin menjadi yang paling membuat frustrasi petinggi City.

Pemuda 19 tahun itu, yang bergabung dari akademi La Masia Barcelona pada 2017 silam, mampu mencuri perhatian pelatih tim muda dan staf tim utama Pep dengan kedewasaan dan kecerdasannya.

Menyusul cedera jangka panjang yang menimpa Aymeric Laporte dan penampilan tidak konsisten dari John Stones dan Nicolas Otamendi, Garcia diberi kesempatan untuk menahbiskan tempatnya di skuad utama selama musim 2019/20.

Setelah liga kembali dilanjutkan pascapenutupan akibat pandemi virus corona, Garcia kian berkembang dan menjadi partner Laporte - dengan ia bahkan menjadi starter di semi-final Piala FA melawan Arsenal dan duel di Liga Primer kontra Liverpool.

Tapi keputusannya untuk menolak perpanjangan kontrak menjadi sebuah kejutan, terlebih setelah pihak klub memberikan kepercayaan dan waktu buat sang bakat muda.

City berharap Garcia mau berubah pikiran, dengan Barcelona tampaknya tidak sanggup untuk memenuhi permintaan harga di angka 33 juta euro pada musim panas ini, selagi ada potensi kariernya terhambat jika dia ditepikan di musim depan sembari menunggu kontraknya habis.

Namun keputusan Garcia itu juga didasarkan niatnya untuk pulang ke klub lamanya dan potensi untuk menjadi bek sentral jangka panjang seperti Gerard Pique.

Itu merupakan pukulan telak bagi City dan harapannya untuk membuka jalan buat pemain akademi ke tim utama, meski kepergian Garcia nanti kemungkinan akan membuka kesempatan buat pemain didikan lain seperti Tosin Adarabioyo, yang tampil solid ketika dipinjamkan ke klub Liga Championship Blackburn Rovers, dengan ia punya peluang nyata untuk masuk ke tim Pep musim depan.

Garcia kemungkinan tidak akan menjadi sosok terakhir yang hengkang.

Winger dengan penilaian tinggi asal Belanda Jayden Braaf terus dipantau oleh RB Leipzig, meski bakat 17 tahun itu baru berlatih dengan skuad utama Pep sejak sepakbola kembali dilanjutkan pada Juni.

Penyerang homegrown seperti Charlie McNeill dan Jamie Bynoe-Gittiens juga tampak akan hengkang di musim panas ini, dengan Manchester United dan Dortmund masing-masing menjadi yang terdepan dalam perburuan mereka.

Hal ini terjadi 12 bulan setelah penyerang Noah Ohio menolak kesempatan untuk meneken kontrak profesional dengan City agar bisa pindah ke RB Leipzig, di mana bakat internasional Belanda itu menikmati musim pertama yang mengesankan.

Sudah jelas bahwa akademi City menghasilkan sederet pemain berkualitas. Namun untuk membuat mereka masuk ke tim utama terbukti tidak semudah itu.

No comments:

Post a Comment