berita bola - Eriksen merasa menjadi kambing hitam ketika kontraknya di Spurs tinggal sebentar.
Christian Eriksen membuat pernyataan yang mengejutkan kalau dirinya menjadi "kambing hitam" di mantan klubnya, Tottenham Hotspur.
Eriksen bergabung ke Internazionale pada bursa transfer musim dingin Januari dengan harga £17 juta.
Sejauh ini, Eriksen sudah tampil dua kali untuk Nerazzurri, masing-masing di ajang Serie A dan Coppa Italia.
Kontrak Eriksen bersama Spurs rencananya akan berakhir pada musim panas 2020 dan ia sudah santer dikait-kaitkan dengan Real Madrid sejak musim panas tahun lalu, terutama setelah Spurs kalah dari Liverpool di final Liga Champions 2018/19. Pemain asal Denmark berusia 27 tahun itu akhirnya bergabung ke Inter.
"Inggris, selama beberapa tahun terakhir ini, sangat sibuk," ujar Eriksen kepada BBC Sport.
"Setelah apa yang saya katakan pada musim panas lalu, muncul pertanyaan, 'kapan ia akan pergi'. Setiap selesai pertandingan, muncul pertanyaan, 'apakah ia akan pergi?' Apakah ia tidak akan pergi?' Tentu saja, banyak orang yang membicarakan itu."
"Bahkan, fans yang Anda lihat di jalan seperti berkata, 'Terima kasih, selamat tinggal, dan semoga sukses'. Tapi, saya masih ada di sana. Itu agak aneh. Di kepala saya dan untuk tubuh saya, bagus kalau ada ada di tempat yang baru dan saya bisa mulai lagi."
"Saya tidak katakan kalau itu mempengaruhi saya. Di Inggris, ketika kontrak Anda tinggal sedikit, itu terasa seperti Anda harus pergi sekarang. Anda pergi. Pada akhirnya, saya bermain sekitar 30 pertandingan yang terasa seperti laga-laga perpisahan."
"Jika Anda memiliki kontrak yang pendek, Anda akan menjadi kambing hitam. Tentunya, saya melakukan wawancara. Saya merasa harus jujur."
"Saya disalahkan karena banyak hal, karena menjadi orang yang jahat. Saya membaca kalau saya adalah orang yang jahat di ruang ganti. Bahkan, sejak saya bilang ingin pergi, tidak baik bagi saya untuk tetap di sana."
No comments:
Post a Comment