Friday, February 21, 2020

Chelsea Bersiap Sambut Kepulangan Kaisar Stamford Bridge, Jose Mourinho

berita bola - Jose Mourinho, pelatih yang paling banyak menyumbang trofi untuk Chelsea, akan 'pulang' akhir pekan ini (22/2), sebagai manajer Tottenham.

"Saya Special One."

Itulah salah satu kata yang terlontar dari bibir Jose Mourinho saat pertama kali diperkenalkan sebagai manajer Chelsea pada 2004 silam, dan meski Mou sempat beberapa kali mencoba mengalihkannya menjadi 'The Happy One' atau 'The Calm One' di sela perjalanan panjang kariernya, kata yang terlontar di awal karier bersama The Blues itulah yang tetap melekat sampai saat ini.

Julukan tersebut terus bertahan bukan karena omong kosong yang akhirnya menjadi lelucon, tetapi karena Mourinho mampu membuktikan bahwa dirinya memang sosok yang spesial di dunia lapangan hijau.

Di musim debutnya, Mou membuat The Blues mengguncang dunia sepakbola. Di pentas domestik, Chelsea meraih double winners dengan meraih gelar Piala Liga dan juara Liga Inggris perdana setelah 50 tahun, dengan memecah rekor total poin terbanyak (95) dan rekor kemasukan paling sedikit (15).

Sementara di pentas internasional, Chelsea tersingkir pada babak semi-final Liga Champions oleh Liverpool - yang akhirnya menjadi juara. Gol tunggal Luis Garcia dinilai kontroversial karena dinilai belum melewati garis, dan Mourinho dalam konferensi pers menyebutnya sebagai "Ghost Goal" dan menjadi istilah yang terus dipakai untuk menyebut gol yang kurang jelas sudah atau belum melewati garis gawang. Untungnya, gol hantu ini sudah diatasi dengan teknologi garis gawang.


Kegemilangan musim debut bisa dipertahankan oleh Mourinho, gelar juara terus mengalir ke lemari Chelsea dengan total tiga trofi EPL, satu trofi Piala FA, tiga Piala Liga dan satu Community Shield menyusul di tahun-tahun berikutnya - termasuk dalam periode kedua kepelatihan Mou pada 2013 hingga 2015.

Di antara itu semua, ada satu hal lain yang membuat Mourinho begitu spesial di hati fans Chelsea, yaitu bagaimana Mou membuat Stamford Bridge bagaikan kastil megah yang tidak bisa ditaklukkan oleh lawan.

Mourinho berjasa sangat besar dalam membantu Chelsea mengukir rekor yang tampak mustahil bisa dipecahkan, yaitu menjalani 86 pertandingan kandang beruntun tanpa pernah kalah.

Dari angka tersebut, Mourinho berkontribusi 60 pertandingan atau sekitar 70 persen, sementara 30 persen sisanya merupakan kontribusi dari Claudio Ranieri (6 pertandingan), Avram Grant (16) dan Luiz Felipe Scolari (4).

Untuk menggambarkan betapa sulitnya memecah rekor tersebut, Liverpool asuhan Jurgen Klopp musim ini yang dalam jalur meraih gelar juara EPL dengan status Invincibles, harus menghindari kekalahan di Anfield hingga November 2022 mendatang!

Bagaimanapun juga, meski begitu masifnya jasa Mourinho di Stamford Bridge, ia tak ubahnya sebagai kaisar yang dibenci rakyatnya sendiri. Pada laga debut comeback sebagai pelatih lawan, Mou sempat mendapat sambutan hangat - meski skornya 'tidak terlalu hangat' dengan Setan Merah dibantai 4-0 - tetapi kemudian pada tiga lawatan berikutnya, Mou mulai mendapat sambutan yang membuat panas telinga.

Fans Chelsea mulai mencemooh Mou hingga pada kedatangan terakhir pada Oktober 2008 lalu, The Special One harus membuat gestur memperlihatkan tiga jari - yang menunjukkan berapa trofi EPL yang ia beri kepada Chelsea - pada akhir laga setelah nyanyian 'F*** off Mourinho' bergema di Bridge.

Akhir pekan ini (22/2), Mourinho akan pulang lagi ke Stamford Bridge dan akan kembali berstatus lawan, hanya dengan klub berbeda, yaitu Tottenham Hotspur. Ia akan mengadu taktik dengan mantan pemainnya yang kini menjadi legenda dan juga pelatih The Blues, Frank Lampard.
Artikel dilanjutkan di bawah ini

Sangat dinantikan bagaimana sambutan fans Chelsea untuk Mou saat ini dan apakah The Special One bisa membalas Lampard yang sudah dua kali mengalahkannya dalam dua pertemuan, meski kansnya cukup tipis dengan situasi krisis penyerang yang diderita Spurs menyusul absennya Harry Kane dan juga Son Heung-Min..

No comments:

Post a Comment