Saturday, June 1, 2019

Utang Dibayar Lunas, Liverpool Raja Eropa


berita bola - Setahun setelah pengalaman traumatik di Kiev, misi penebusan berhasil dijalankan Mohamed Salah dkk.

"Kami mengantre di bandara Kiev untuk pulang. Dengan jaket tertutup dan kepala tertunduk, semuanya terlihat sangat frustrasi dan kecewa. Tapi kami punya rencana untuk datang lagi ke sana [final]. Kami akan kembali."

Manajer Liverpool Jurgen Klopp mengerti betul, final Liga Champions tahun lalu adalah momen yang sangat mengiris hati timnya. Traumatik, lebih tepatnya.

Mohamed Salah, mesin gol mereka, harus mengakhiri laga lebih awal karena dibanting secara brutal oleh Sergio Ramos. Lantas, dua blunder fatal Loris Karius tidak hanya memperburuk keadaan, tapi juga mengonfirmasi makin patennya status Real Madrid sebagai raja agung Eropa. Liverpool tumbang secara mengenaskan.

Klopp menyadari, timnya tidak pantas kalah di Kiev dengan cara seperti itu. Namun, sepakbola memang terlalu sering menghadirkan fakta yang menyakitkan. Bagi Liverpool dan Klopp, tidak ada cara lain kecuali berbenah dan kembali lagi lebih kuat di musim berikutnya.

Persis setahun berselang, Klopp terbukti tidak ingkar. Liverpool tampil lagi di final Liga Champions dan kali ini berhasil menebus kegagalannya. The Reds memukul Tottenham Hotspur 2-0, Minggu (2/6) dini hari WIB.

Wanda Metropolitano di Madrid menjadi saksi yang merekam suksesnya misi penebusan Salah. Sang Raja Mesir membuka skor lewat titik putih di awal laga. Lalu di babak kedua, Divock Origi lagi-lagi memamerkan keahliannya: turun dari bangku cadangan dan bikin gol krusial. Trofi Liga Champions keenam resmi dalam genggaman Si Merah.

Malam itu, sang legenda terlahir kembali. Liverpool mempertajam statusnya sebagai tim Inggris tersukses di Eropa. Kini, mereka tinggal berjarak satu langkah lagi untuk menyamai torehan trofi AC Milan, tim terbaik Eropa nomor dua di belakang Real Madrid.

Liverpool telah belajar dari kegagalannya. Alisson dan Fabinho diboyong untuk melengkapi pecahan puzzle yang hilang di musim lalu. Virgil van Dijk menjelma jadi monster di lini belakang. Setiap pemain sukses menjalanlan perannya masing-masing dan mereka semua terlihat berkembang di musim ini.

Keberuntungan mungkin kurang memihak Liverpool di Liga Primer Inggris kendati rekor 97 poin berhasil diukir. Namun, Dewi Fortuna seperti mengucap mantra "saving the best for last" dan Liga Champions adalah jawabannya. Mustahil untuk melupakan perjalanan ajaib laskar Anfield di Eropa musim ini. Masih segar dalam ingatan bagaimana mereka lolos dari lubang jarum di laga terakhir fase grup melawan Napoli dan, terutama, di semi-final leg kedua kontra Barcelona.

Partai final mungkin berjalan kurang gereget bagi Liverpool. Klopp dan pasukannya lebih banyak duduk bertahan menahan gempuran Spurs. Tapi peduli setan. Utang trofi Eropa sudah dibayar tuntas, itu yang terpenting. Inilah akhir yang pantas buat musim sensasional Liverpool.

No comments:

Post a Comment