Tuesday, May 24, 2022
Bagaimana Alur Proses Transfer Pemain Sampai Terjadi Kesepakatan?
berita bola - Dibukanya jendela transfer dimanfaatkan banyak klub untuk mendatangkan pemain. Lalu seperti apa mekanismenya?
Banyak klub sepakbola berusaha memperkuat skuadnya ketika ada kesempatan, dan jendela transfer adalah salah satu cara untuk mendapatkan talenta yang mereka inginkan.
Sebelum mendatangkan pemain, klub-klub yang berminat biasanya akan menimbang banyak hal sekali pun pertimbangan mereka bisa saja keliru saat pemain tersebut sudah berada di skuad.
Tak jarang kita temui transfer flop namun juga banyak kisah sukses dari aktivitas pembelian pemain.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana alur proses transfer yang harus dilalui setiap klub dalam merekrut pemain incaran?
Goal coba menjelasakannya di sini!
Dimulai Dari Scouting
Scouting atau pemantauan adalah proses panjang yang biasanya membutuhkan waktu berhari-hari, berbulan-bulan bahkan sampai tahunan.
Keberhasilan seorang manajer dapat bergantung pada pencari bakat (scout), dan pekerjaan mereka tidak bisa dianggap enteng karena harus menganalisis pemain incaran untuk kemudian diteruskan kepada pengambil kebijakan di klub.
"Pencari bakat ada di luar sana dalam segala cuaca, setiap waktu," kata Michael Calvin, penulis The Nowhere Men, kisah pencari bakat sepakbola. "Mereka mendapat bayaran £40 per mil, demikian adanya."
Berbicara di acara The Footballers' Football pada 2013, Calvin mengungkapkan bagaimana David Moyes menginginkan 50 laporan panjang tentang target utama yang ditulis antara 10 dan 12 scout saat masih di Everton.
"Moyes memiliki apa yang dia sebut 'daftar periksa MOT' yang mencapai sekitar 12 kriteria untuk setiap posisi dalam situasi optimal," kata Calvin. "Dia memiliki sekitar 5.000 laporan tentang sekitar 1.000 pemain."
Ini bukanlah simulasi gim Football Manager. Keterampilan pemain di lapangan adalah yang utama tetapi terkadang itu hanya setengah dari alasan seorang pemain untuk didekati, dan para scout tak jarang memberi rekomendasi berdasarkan bahasa tubuh dalam pemanasan atau saat merayakan gol.
Karl Robinson pernah mengatakan di program Sky Bet’s Art of Scouting: "Tidak ada scout hebat yang hanya menonton sepuluh pertandingan dan tahu apa yang mereka lakukan, saya bisa menjamin itu kepada Anda.
"Saya mempercayakan mereka untuk melakukan sebagian besar pekerjaan pemantauan. Saya tinggal menunggu di akhir dan dan mudah-mudahan laporannya mencentang semua kotak."
Dilanjut Tahap Enquiry (Bertanya Ke Klub)
Scout sudah memberikan laporannya, pemain pun ditargetkan. Apa selanjutnya? Tentu saja melanjutkan ketertarikannya.
"Kami menelepon manajer dan melayangkan enquiry (bertanya), kami mendapatkan latar belakang dia [pemain], kami menelepon agennya dan mencari tahu seperti apa kepribadiannya," kata Robinson.
Agen dan pemain akan mengetahui minat klub jauh sebelum tawaran resmi masuk. Di sepakbola modern, pemain pasti mengetahui klub mana yang mengincarnya dan itu tidak berlaku untuk publik karena prosesnya kerap tertutup.
Agen World in Motion James Lippett mengatakan: "Klub pembeli akan selalu ingin tahu bahwa mereka memiliki peluang untuk melakukan kesepakatan [untuk itu mereka bertanya terlebih dahulu], jika tidak mereka akan terlihat bodoh.
"Komunikasi dengan agen kemudian melalui alur: 1) Berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk merekrut si pemain? 2) Berapa lama sisa kontrak mereka? 3) Berapa gaji yang diinginkan pemain? 4) Berapa gaji yang dia dapatkan saat ini? dan 5) Bagaimana situasi keluarga dan pribadi mereka?"
"Pengajuan transfer lantas diurus sekretaris klub dan pengiriman dokumen berkop surat biasanya lewat mesin faks," kata Lippett.
"Biasanya akan ada tiga atau empat penawaran yang dilakukan dengan sangat sederhana melalui surel (email)," tambahnya. "Tawaran pembuka akan ditolak dalam 99,9 persen kasus. Tawaran kedua semakin dekat, dan kemudian satu atau dua tawaran terakhir. Ini seperti permainan poker."
Negosiasi Dengan Pemain
Tawaran dilayangkan, tawaran diterima: pemain A mendekat ke klub B. Lalu bagaimana?
Selanjutnya akan dilakukan pembahasan 'personal terms', yang lebih dari sekadar gaji. Ketidakcocokan sekecil apa pun dapat membuat transfer itu gagal.
Selagi manajer melakukan pembicaraan dari segi sepakbola dan permainan, para pimpinan, pemilik dan direktur klub sering melakukan pembicaraan terkait uang; dasar-dasarnya termasuk gaji, signing on fees (biaya penandatanganan), dan bonus seperti kemenangan, gol, serta clean sheet, tetapi di luar itu pemain dan agen dapat menuntut apa saja dan segalanya.
"Mobil apa yang akan didapat pemain [jika bergabung]?" kata Lippett. "Kalau pemain pindah dari luar negeri, mungkin ada tunjangan relokasi. Tapi sesekali pemain akan meminta bantuan dan nasihat untuk sekolah [anaknya] dan segala macamnya."
Barry Fry, direktur sepakbola di Peterborough United, memiliki pandangan lain.
"Tuntutan awal para agen keterlaluan," katanya. "Beberapa agen bahkan tidak pernah melihat klien mereka menendang bola, itu memalukan.
“Mereka tidak tertarik dengan perkembangan mereka, hanya pada apa yang bisa mereka dapatkan sendiri [agen cenderung mengambil komisi lima persen, meskipun awal tahun ini peraturan FIFA terbaru merekomendasikan batas tiga persen].
"Kami mengatakan kepada para pemain: 'Anda tidak akan menjadi seorang jutawan ketika Anda datang ke Peterborough, tetapi Anda akan menjadi seorang jutawan ketika Anda meninggalkan kami.' Saya pikir banyak manajer Liga Primer mengatakan hal yang mirip dengan pemain yang coba mereka datangkan."
Klausa Kontrak, Tes Medis Dan Konfirmasi Transfer
Personal terms tuntas, tetapi masih ada batu sandungan. Sekarang ini, klausa kontrak lebih dari sekadar kosakata, tetapi apa tujuannya?
Ambil contoh Barcelona, yang mengikat wonderkid Pedri dengan kontrak jangka panjang. Dalam kasus ini, kubu Camp Nou menetapkan klausul rilis eks remaja Las Palmas itu di angka €400 juta. Hal semacam itu dilakukan demi melindungi si pemain yang dianggap aset, klub, atau keduanya.
Jika semuanya beres, pemain biasanya langsung dijadwalkan melakukan tes medis.
Karena kepindahan pemain melibatkan banyak uang, klub pembeli tidak ingin 'tertipu' dan mereka berusaha mengidentifikasi cedera atau kelemahan tersembunyi yang kelak berpotensi merugikan.
Sudah banyak contoh pemain yang gagal dalam tes medis dan kepindahan mereka urung terlaksana. Beruntungnya jika pemain tersebut berkualitas dan mampu bangkit, seperti kasus Ruud van Nistelrooy yang sempat menunda kepindahannya ke Manchester United menjadi satu tahun karena mengalami cedera parah saat di PSV.
Adapun ketika tes medis selesai, yang tersisa kemudian hanya mengirim dokumen yang berkaitan dengan transfer ke pihak Liga dan FA sebelum tenggat waktu.
Pihak klub selanjutnya melakukan rilis pers, menuntaskan apa yang harus dilakukan di media sosial dan mencetak jersey, dan si pemain pun berhasil direkrut.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment