berita bola - Pemain asal Italia itu tampaknya akan hijrah ke Bianconeri dengan status bebas transfer tetapi mereka mengundurkan diri karena alasan finansial.
Ketika Gianluigi Donnarumma sedang duduk di bangku cadangan di Bruges, Kamis (16/9) dini hari WIB, Mike Maignan mampu menggagalkan tendangan penalti dari Mohamed Salah di Anfield.
Jelas, awalnya yang menjadi ironi kini telah hilang, apalagi untuk semua pendukung AC Milan.
Memang, orang-orang kesal dengan kepergian Donnarumma pada bursa transfer musim panas ini, yang membuat Maignan sekarang dipuja, sementara kiper internasional Italia tersebut dipaksa untuk menjadi pelapis Keylor Navas di Paris Saint-Germain.
Seperti yang ditulis Rossoneri di Twitter: "Maignan memiliki lebih banyak penyelamatan penalti di Liga Champions musim ini daripada menit yang sudah dimainkan Donnarumma!"
Tetap saja, tidak ada yang bisa mengelak bahwa kehilangan Donnarumma tanpa alasan tetap menjadi pukulan telak bagi Milan.
Nilai pasarnya tidak meningkat ketika dia menyelesaikan transfer secara gratis ke PSG pada 15 Juli lalu. Hanya empat hari setelah dia dinobatkan sebagai pemain terbaik Euro 2020.
Milan kemudian bisa menghasilkan jutaan dolar dari Donnarumma seandainya dia masih terikat kontrak pada saat itu, tapi nyatanya tidak.
Kedua belah pihak tidak dapat menyetujui persyaratan kontrak baru.
Meskipun pendekatan lain bisa dibilang lebih masuk akal dan klub bisa bijaksana untuk urusan keuangan, dengan Milan telah menawarkan pemain berusia 22 tahun tersebut kenaikan gaji 25 persen yang akan membuatnya mendapatkan €8 juta per musim dan itu di mata klub sudah cukup, mengingat usianya, bakat dan peran yang dimainkannya dalam membantu Rossoenri kembali ke Liga Champions.
Bagaimanapun, Donnarumma lebih suka menandatangani kontrak lima tahun dengan PSG, yang menurut L'Equipe sang kiper akan mendapatkan gaji bersih sebesar €7 juta dan bisa meningkat menjadi €10 juta per tahun dengan bonus.
Tak seorang pun di Milan berbicara buruk tentang produk akademi mereka itu, setidaknya pembicaraan mereka tak sampai ke media. Mereka malah mengucapkan selamat tinggal kepadanya.
Namun, para penggemar sangat marah, dan meneriakkan julukan 'Dollarumma' lagi.
Pendukung Milan sudah lama merasa dirugikan dengan Donnarumma untuk berkomitmen dalam jangka panjang bersama klub yang membesarkan namanya dan menyalahkan agen Mino Raiola.
Beberapa ultras bahkan telah pergi ke tempat latihan Milan sebelum akhir musim lalu untuk mencoba meyakinkan sang kiper tetap tinggal, mendesaknya untuk menjadi legenda satu klub, seperti Paolo Maldini atau ikon AS Roma Francesco Totti.
Donnarumma mengakhiri pertemuan dadakan itu dengan menangis tetapi dia tetap pergi pada bulan Agustus, dengan alasan bahwa dia dan klub 'memiliki ambisi yang berbeda'.
Bergabungnya Donnarumma dengan Les Parisiens, tak lain dan tak bukan untuk memenangkan Liga Champions, sementara Milan senang bisa kembali ke kompetisi tersebut.
Bagaimanapun, hasil matchweek pertama menghasilkan emosi yang jelas berbeda untuk kedua belah pihak.
PSG meraih satu poin melawan Club Brugge tetapi dikecam karena penampilan mereka yang lembek, apalagi trio bintang Lionel Messi, Neymar dan Kylian Mbappe gagal mencetak gol.
Sementara itu, Milan tampil garang pada comeback-nya di Liga Champions, membuat Liverpool harus berjuang sampai titik darah penghabisan di Anfield.
Rossonerri memang tak diunggulkan di laga itu, teteapi pasukan Stefano Pioli mampu membalikkan permainan dengan dua gol cepat sebelum turun minum dan menambah tekanan di akhir laga sebelum akhirnya menyerah pada kekalahan 3-2.
Tentu saja ada banyak hal positif yang bisa diambil Pioli dari pertandingan tersebut, salah satunya adalah Maignan, yang sudah disebut sebagai 'Magic Mike' oleh beberapa media Italia.
Selain menggagalkan tendangan penalti Salah pada saat Milan sudah tertinggal 1-0, bahkan selalu tertekan, Maignan juga melakukan lima penyelamatan lainnya.
"Dia membuat Diavolo tetap hidup," tulis dalam Gazzetta dello Sport. "Dia menunjukkan penampilan yang solid dan berada di posisi yang tepat. Dia mengarahkan pertahanannya dan menampilkan konsentrasi yang luar biasa."
"Seperti yang terlihat, mengingat efisiensi dan konsistensinya, dia adalah rekrutan terbaik Milan musim panas ini."
Sekali lagi, ini masih awal, tetapi mengontrak pemain internasional Prancis yang membantu Losc Lille memenangkan Ligue 1 musim lalu hanya dengan €13 juta itu, tampak menjadi bisnis luar biasa lainnya oleh direktur teknis Milan, Maldini.
Akankah Rossonerri lebih suka mempertahankan pahlawan lokal Donnarumma? Itu jelas, tak bisa diragukan lagi. Tapi Milan saat ini tidak memiliki kekhawatiran untuk pilihan kiper utama di skuad yang ada saat ini.
Semua euforia positif Milan sangat berbanding terbalik dengan rival mereka di Italia, Juventus, yang keduanya bertemu pada lanjutan Serie A, Senin (20/9) dini hari WIB.
Malam sebelum Milan dan PSG memulai perjalanan mereka di Liga Champions masing-masing, Si Nyonya Tua membuka dengan kemenangan 3-0 atas Malmo.
Itu adalah kemenangan yang menggembirakan dan sangat dibutuhkan bagi Juve, yang hanya meraih satu poin dari tiga pertandingan Serie A pertama Massimiliano Allegri pada periode keduanya di Turin.
Sang manajer sangat senang dengan cara bertahan timnya di Swedia, namun mengatakan bahwa ini bukan hanya clean sheet pertama Juve musim ini - tapi itu adalah yang pertama di kompetisi selain Serie A sejak awal Maret lalu.
Sekarang, Bianconeri jelas memiliki beberapa masalah untuk diselesaikan di lini belakang, tetapi tidak diragukan lagi bahwa Wojciech Szczesny adalah masalah utama.
Setelah awalnya melakukan pekerjaan yang baik untuk menggantikan Gianluigi Buffon yang legendaris sebagai kiper nomor satu, pemain internasional Polandia itu sekarang berada di bawah tekanan yang kuat setelah serangkaian kesalahan yang harus dibayar mahal oleh timnya.
Musim lalu, keraguan telah muncul karena kemampuannya menangani tembakan jarak jauh, yang paling jelas adalah kegagalannya menahan tendangan bebas Sergio Oliviera yang luar biasa dalam kekalahan di babak 16 besar Liga Champions dari FC Porto.
Dalam hasil imbang 2-2 di Udineses pada laga pembuka mereka di Serie A, Szczesny melanggar Tolgay Arslan di kotak penalti dan eksekusi dari Roberto Pereyra mampu mengecohnya.
Tak hanya itu, gol kedua Udinese pada tujuh menit sebelum waktu normal berakhir juga disebabkan oleh sang kiper. Pemain berusia 31 tahun tersebut gagal melakukan operan sempurna yang membuat Gerard Deulofeu mencetak gol penyeimbang.
Allegri dengan cepat memberikan dukungan untuk Szczesny, mengatakan kepada wartawan: "Dia adalah penjaga gawang yang hebat. Ini bukan masalah teknik atau kesalahan teknis, tetapi lebih merupakan masalah pemahaman momen dan bahwa tidak ada yang memalukan tentang membuang bola ke arah tribun."
Namun, kemampuan Szczesny dipertanyakan lagi akhir pekan lalu, dengan mantan pemain Arsenal tersebut gagal menahan upaya melengkung dari Lorenzo Insigne - atau setidaknya menangkisnya ke tempat yang aman dan Matteo Politano memanfaatkan bola rebound saat Napoli mampu comeback dari kekalahan 1-0 menjadi kemenangan 2-1.
Jadi, cleansheet di Swedia tidak bisa menutup kepedihan Szcsesny, meskipun sebenarnya Malmo tidak terlalu membuat sang kiper kerja keras. Dan Milan menunjukkan perbedaan 180 derajat dari apa yang dilakukan Juve.
Rossonerri telah membuat awal musim yang mengesankan di Serie A dan sekarang mereka duduk di tempat kedua dan belum meraih hasil minor, hanya kalah selisih gol dari pemuncak klasemen Inter Milan.
Mengingat pentingnya bagi kedua tim, untuk alasan yang sangat berbeda, pertarungan Milan melawan Juve di Turin menjadi pertandingan besar, Senin (20/9) dini hari WIB - yang berakhir imbang 1-1.
Bahkan sebelum Raiola membuat keributan pada hari Jumat dengan melakukan wawancara bersama RAI Sport, di mana dia mencoba menggunakan Donnarumma untuk membuat dua raksasa Italia tersebut merasa buruk tentang diri mereka sendiri.
"Saya kecewa dengan bagaimana Gigio diperlakukan," kata sang agen, menyinggung kritik yang diterima Donnarumma atas kepergiannya dari San Siro. "Dia membuat pilihan hidup. Tidak ada yang dikhianati. Dia bisa saja pergi empat tahun lalu tapi dia tidak melakukannya."
Raiola kemudian mengonfimasi bahwa Juve berada dalam posisi untuk mengontrak Donnarumma dengan menambahkan: "Saya pikir mereka masih memiliki penyesalan besar karena tidak mendapatkannya."
Meski menjengkelkan bagi mereka, banyak fans Juve yang tidak setuju dengan Raiola.
Namun, perlu dicatat bahwa ketika sang agen mengungkapkan hal tersebut, di hari yang sama Si Nyonya Tua juga mengumumkan rekor kerugian klub yang mencapai €210 juta untuk musim 2020/21, yang dengan mudah membantu menjelaskan mengapa Juve tidak dalam posisi untuk memenuhi tuntutan upah sang kiper.
Seperti yang dikatakan direktur sepakbola Juve Federico Cherubini kepada Tuttosport: "Kami memiliki kiper dengan kontrak jangka panjang (hingga 2024) yang masih kami percaya."
"Karena keputusan yang kami buat [untuk menyeimbangkan perekonomian], tidak masuk akan untuk melakukan apa yang telah dilakukan PSG [untuk merekrut Donnarumma]."
"Ini bukan waktu yang tepat untuk menciptakan situasi di mana kami memiliki dua kiper hebat dalam satu skuad yang sama."
Tentu saja, pertanyaannya adalah, apakah Juve memiliki kiper hebat sekarang?
PSG tentu, dan sudah jelas bahwa dua kiper mereka adalah penjaga gawang top. Dan mungkin Milan juga akan memilikinya
No comments:
Post a Comment